Pergi ke atap dunia
bersama tangga bukit serta gunung
serta hijau pohon para pujangga
tak henti berkata dan memuja yang Punya
kadang lagu mereka berkidung romantis
mengenang perubahan nasib di antara pucuk matahari
yang menembus celah-celah rumbia di pagi hari
.
Mengucapkan selamat tinggal di serambi dunia
bersama sepasang sendal jepit
serta cokelat tempat bermain ribuan bocah
tak henti mereka tertawa riang
kadang tawa mereka merindukan masa lalu
mengenang perubahan jari-jari tangan
yang menjadi semakin halus tak bersejarah
.
Memasak air jernih di dapur dunia
bersama tungku batu berabu panas
serta hitam pantat belanga
tak henti decak kagum sang bunda mewarna
kadang rasa mereka sudah terlalu banyak
menghamburkan berlian dan emas
yang menjadi gedung tinggi berarsitektur yang tak murah
.
Ah, terkadang damai itu selalu tertinggal disebelah
di sebuah desa yang harum manis menjaga sunyi senyapnya
.
Cilegon (10-10-2015) Sehabis bekerja dari medan radiasi
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H