Mohon tunggu...
Salimun Abenanza
Salimun Abenanza Mohon Tunggu... Administrasi - di sini maka di sana

seorang anak dari negeri beruang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membangkit Diri Tenggelam

14 Januari 2014   08:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah hancur, terhina lagi

habis pecah, kotor sekali

jauh rendah, terinjak tak bergigi

sudahlah cukup bernada sedih!

kututup lagu ini dengan manis

.

Denting kumandang adzan

bergema ingin ku jelajahi

Basahnya hujan kupetik satu persatu

kubasuhkan pada setiap titik kebodohanku

Ah, hidup ini memang ada kelamnya

memang cukup umur jagung

ampunan harus di kejar!

.

ajal memang menakutkan

membayang meski gelap sempurna

sentuhannya menanda-tanda

kalau aku tak begitu lama

waktuku sedikit, dan harus bangkit

bermiliyar manusia disana!

.

berbagi gunung

dan keheningan

kukejar sang malam

dalam hujan

aku tak menangis apalagi meronta bodoh

cuma aku memnagkit

menggapai tangaku

yang menjerit keluar dari kolam hitam

.

Aku mulai lagi

Aku siap, Aku bebas

tariklah aku!

.

Sleman (sambutan untuk aku yang baru) 14-01-2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun