Mohon tunggu...
Salimun Abenanza
Salimun Abenanza Mohon Tunggu... Administrasi - di sini maka di sana

seorang anak dari negeri beruang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biru yang Takkan Pernah Kita Peluk

18 Desember 2014   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14188940601621642281


Kusapu biru yang tak bisa kupeluk

kutata bagian yang kusuka

hendak kupandangi hiingga tangis berurai

.

Biarkan yang terjauh itu adalah dirimu

saat-saat hilang dan hitam aku cuma bisa tertawa kecil

kemudian menangis lagi

.

Sebab apa, kau tak ada lagi dalam mega?

Tanya derita biar kita mengerti

bahwa selingan rindu cuma lagu bisu

yang terseret dalam romantika haru yang tak bisa kita tiru

.

Kusapu biru yang tak bisa kupeluk

kurentang tangan bersama membuka gerbang tak berpintu

berharap kita akan melangkah dalam kaki yang sama

menuju biru yang tak pernah kan kita peluk

sendiri, ataupun berdua

.

Sleman (aku habis dari sana) 18-12-2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun