Mohon tunggu...
Onno W. Purbo
Onno W. Purbo Mohon Tunggu... Penulis -

Rakyat Indonesia biasa. Common Indonesian.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Smart City, Apanya yang Smart?

18 November 2016   14:46 Diperbarui: 22 Desember 2016   10:53 10941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, lampu lalu lintas dapat tahu apakah ada ambulans yang membawa pasien gawat ingin lewat maka jalan tersebut akan diprioritaskan agar lebih lancar. Misalnya, alarm dan CCTV di kota dapat memantau jika ada penjahat atau maling yang sedang berkeliaran dan bisa dengan mudah mendeteksi wajah dan posisi si maling. Dan tentunya masih banyak lagi yang bisa di kerjakan oleh "City yang Smart".

Teknologi untuk "City yang Smart" jelas akan berbasis jaringan sensor untuk mendeteksi berbagai hal yang terjadi di City. Untuk bisa melakukan proses analisa dan sintesa secara cepat maka akan dibutuhkan kemampuan untuk melakukan pemrosesan "Big Data" karena akan banyak sekali data hasil sensor yang akan masuk. 

Contoh paling sederhana untuk membuat jaringan sensor adalah teknologi Internet of Things, yang secara praktis dapat kita buat secara sederhana menggunakan arduino atau raspberrypi yang dikaitkan dengan berbagai sensor yang ada. 

Harga arduino nano cukup murah hanya sekitar Rp. 35.000-an bahkan mungkin bisa lebih murah lagi. Dengan menambahkan shield ethernet atau WiFi, arduino dapat melaporkan hasil sensor-nya ke server untuk kemudian di analisa menggunakan aplikasi Big Data seperti Hadoop.  

Semua software-nya sebetulnya bisa open source jadi relatif bebas dan murah banget, dengan hardware arduino yang juga tidak kalah murah dengan harga rata-rata sekitar Rp. 100.000-an.

Pemerintah City-nya yang Smart

Jika kita ingin "Pemerintah City-nya yang Smart", misalnya kepala daerah dapat dengan mengklik sebuah tombol bisa mengetahui wilayah di mana sebagian besar rakyatnya miskin, kurang makan, rata-rata penghasilan si rakyat, mata pencarian utama si rakyat. 

Misalnya kepala daerah dapat dengan mudah melakukan simulasi kebijakannya, misalnya, dengan menambahkan sebuah jalan penghubung antara sebuah kampung dengan pasar di kota, kira-kira tingkat penghasilan penduduk di kampung tersebut akan naik berapa persen? Misalkan kepala daerah ingin mensimulasikan jika sebuah kebijakan dilaksanakan maka PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya akan naik berapa persen? Misalkan kita ingin semua pelayanan/perijinan yang ada di daerah tersebut dapat di proses dalam waktu beberapa jam dari yang tadinya beberapa minggu.

Teknologi untuk "Pemerintah City-nya yang Smart" jelas berbasis software/aplikasi akan lebih baik lagi jika berbasis web untuk memudahkan akses para aparat pemertintah. Secara umum ini merupakan bagian dari software untuk e-Government, dengan berbagai sistem informasi manajemen, enterprise resource planning dll. Salah satu tujuan utama-nya adalah membuat sistem pelayanan yang ada menjadi effisien.

Membuat pemerintah yang effisien sebetulnya perlu melakukan perombakan manajemen yang lumayan besar. Meminimalkan meja yang harus di lalui untuk sebuah ijin / proses menjadi sangat penting artinya. Oleh karenanya perlu bantuan ahli manajemen untuk membuat effisien sistem.

Untuk proses perencanaan yang baik, maka data-data yang ada di sistem informasi manajemen, e-government dibantu dengan software Geographics Information System (GIS), juga perlu dibantu dengan software-software seperti Decision Support System (DSS).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun