Waktu seorang ayah hatinya terhimpit batu pedangnya terpental. Dengan kata "niscaya kau akan mendapatkan aku sebagai orang yang sabar." Kasih karena Tuhannya, cinta karena Tuhannya.
Kini arah kiblat dipandangi. Dihadapkan wajah dan hatinya,  memecah  segala hening dengan keagungan namaNya. Menggelar rindu hamparan jiwa
Jauh di kedalaman batin. Ismail telah hidup di taman hati para pecinta. Menuliskan kisahnya di peradaban baru. Menyilahkan angin mentasbihkan ke-Mahasucian-Nya
Pagi akan menjelang tanah-tanah basah, dengan pujian menembus langit menembus bumi.  Semoga  tetesan darahmu pengorbanan yang bercahaya hingga negeri akhirat
Cimahi, 9 Agustus 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI