Lalu embunpun bergulir, di bunga yang akarnya sekuat kenangan. Di antara cahaya mentari dan siuh angin pagi.Â
Sepasang diam yang mengembara jauh. Terbang di batas cakrawala, membacakan sajak sajak kisah rindu di puncak menara.Â
Kata kata menaiki langit, setengahnya menjadi hujan, Â setengahnya lagi menempati bola api.Â
Pecahnya puisi pagi, Tetap saja menjadi pelangi, yang sakral tumpah mewarnai batin yang kekal.Â
Cimahi, 10 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!