Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengeja Kisah Hujan dan Rindu

21 Januari 2019   15:57 Diperbarui: 21 Januari 2019   17:19 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingin kucipta karya. Namun  syair syair berjatuhan, tercecer di beranda rumah. Hurufnya berserakan tak beraturan

Hujan yang turun seperti kata kata penyair. Menjadi telaga yang tenang sebagai cermin bagi wajah petang yang membentang

Di sana ada sepotong kisah yang tak pernah hilang, setiap ilalang terkena hujan ada namamu yang ku eja menjadi rindu yang terus beulang. 


Cimahi,  21 Januari 2019



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun