Ingin kucipta karya. Namun  syair syair berjatuhan, tercecer di beranda rumah. Hurufnya berserakan tak beraturan
Hujan yang turun seperti kata kata penyair. Menjadi telaga yang tenang sebagai cermin bagi wajah petang yang membentang
Di sana ada sepotong kisah yang tak pernah hilang, setiap ilalang terkena hujan ada namamu yang ku eja menjadi rindu yang terus beulang.Â
Cimahi, Â 21 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!