Dari apa kutuliskan puisi
Yang  sering menyala dari sinar matamu
Di bawahnya  kata-kata berjatuhan
Menjadi api dalam hatiku
Terkadang padam terkadang menyala
Membakar semua kata
Wajah puisiku memerah
Lalu kutuliskan  puisi dari
Teduh hatimu, Â berlembar-lembar
Tak berkesudahan
Bagai air hujan yang deras
Memadamkam semua kalimatÂ
Yang terbakar
Wajah puisiku lalu membiru
Berulang kali menahan rindu
Cimahi, Â 20 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!