Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela, Pagi dan Kenangan

17 September 2018   06:17 Diperbarui: 17 September 2018   06:29 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jendela pagi terbuka

Aku tak akan mengelak

Silahkan masuk saja 

Wahai angin yang menembus pori -pori

Walau datangmu tak bersama embun

Sebab embun kini sudah sulit dipunguti lagi

Kenangan di balik jendela saat hari rekah

Dulu sekali,  ketika ibuku mengusapkan

arang Merang dicampur embun pagi.  

Diusapkan pada helai rambutku.

Pertanyaan sering  melintasi awan, mengapa

minyak kletik, seledri  dan pandan sering 

menghiasi kepalaku. 

Yang ada hanya senyum ayahku, 

senyuman ibuku.

Dari balik jendela pagi, masa kecil berlarian 

Berjajar dalam kenangan 

Jendela pagi kubuka, perlahan sampai di 

ujung mataku 

mengikuti lambaian tangan ayahku hingga

baju biru langitnnya menghilang di ujung 

gang rumahku 

Jendela, dan pagi kenangan manis yang tak 

pernah habis.

Cimahi, 17 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun