Seperti itu angin mengarahkan hati, mengemas bahagia berangkat dari pertanyaan yang jawabannya datang sendiri menghapus sesak di paru paru, hela nafas terlepas.
Hanya mewarnai langit mendung, berjatuhan menjadi air di bunga bunga, memercik penuh rindu angin itu menyampaikan rasa, tak bisa diam.
Melupakan keluh keluh yang angkuh. Irisan kelelahan yang menggurat hati lama lama, berirama  menyusun cinta agar senantiasa berhembus.
Dalam keabadian Tuhannya.
Cimahi, 10 September 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!