Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu :
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
2. Pemeliharaan tak Terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu   segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan metode tak terencana adalah, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
Penanganan bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Penanganan bahan (material handling) memiliki peran penting dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen (50%) dari seluruh biaya produksi.
Tujuan Penanganan Bahan (Material Handling)
Pada dasarnya tujuan diadakannya penanganan bahan (material handling) adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan penanganan bahan (material handling) adalah untuk mengangkat, memindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diselesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Apa Saja Biaya Dalam Penanganan Bahan ?
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik/industry terdiri atas:
1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut "make ready".
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang-barang yang disebut "do"