Ada peristiwa Natal yang selalu berkesan di Kabupaten Enrekang setiap tahunnya, yakni Perayaan dan Ibadah Natal Oikumene Duri Kompleks, Kabupaten Enrekang. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2024. Ibadah dimulai pukul 18:00 WITA, berlangsung dalam suasana toleransi dan kekeluargaan.
Sejak sore hari, peserta Natal dan tamu undangan berdatangan. Peserta Natal berasal dari warga jemaat 10 gereja yang tergabung dalam Oikumene Duri Kompleks.Â
Gereja-gereja tersebut terdiri atas Gereja Toraja, Gereja Kibaid, Gereja Katolik dan Gereja Kemah Injil. Selain itu, hadir pula warga gereja dari Jemaat Enrekang dan Jemaat Bukit Sion Salubarani (Tana Toraja).Â
Sementara tamu undangan terdiri beberapa tokoh agama Muslim, Wakapolres Enrekang, anggota DPRD Kabupaten Enrekang dari fraksi Nasdem, bapak Hamzah. Hadir pula dua tokoh mantan anggota DPRD yang mana salah satunya bertindak selaku tokoh Muslim pendirian gereja puluhan tahun yang lalu.Â
Keistimewaan Perayaan dan Ibadah Natal Oikumene Duri Kompleks tahun ini adalah hadirnya Bupati terpilih Kabupaten Enrekang periode 2025-2030,  bapak Yusuf Ritangnga.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terima kasih atas dukungan keluarga besar umat Nasrani di Kabupaten Enrekang yang telah mendukung dan memilihnya pada Pilkada 27 November 2024 yang lalu.Â
Bupati baru Bumi Massenrenpulu yang akrab disapa Uchu' menambahkan pula bahwa momen Natal tahun ini adalah sejarah dalam hidupnya. Kali pertama dalam hidup beliau memasuki sebuah gedung gereja.Â
Pemimpin Perayaan dan Ibadah Natal Oikumene Duri Kompleks adalah ketua Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja, Pdt. Dr. Alfred Anggui, M.Th. Tema Natal adalah "Marilah kita sekarang pergi ke Betlehem."
Selaras dengan tema Natal, keberadaan gereja-gereja di Kabupaten Enrekang adalah simbol Betlehem yang terpencil. Di sana ada kesederhanaan dan kedamaian. Inilah yang selama ini dialami oleh warga Kristen di Kabupaten Enrekang. Mereka hidup damai dan berdampingan dengan warga Duri yang mayoritas Muslim.Â
Konteks Betlehem adalah analogi dari sebuah kesederhanaan. Yesus lahir dalam sebuah kesederhanaan. Demikian pula komunitas Kristen dan Katolik yang ada di Kabupaten Enrekang.Â
Sinergi akan perbedaan keyakinan dan budaya antara warga Duri dan Toraja tertuang dalam ajakan menuju Betlehem, yakni hidup sederhana dan harmonis dalam kedamaian dengan sesama.Â
Kehadiran ketua BPS Gereja Toraja pada perayaan Natal Oikumene Duri Kompleks tahun ini adalah sebuah sejarah. Ini untuk pertama kalinya pemimpin tertinggi Gereja Toraja di sana.
Sepanjang sesi ibadah Natal, lebih dari 10 kali persembahan pujian Natal dalam bentuk solo, vocal group dan paduan suara. Vocal group dan paduan suara dinyanyikan secara bergantian oleh warga jemaat kawasan Duri Kompleks.
Pada sesi pembagian door prize Natal, ada pemandangan yang sangat menarik ketika salah satu peserta Natal dari warga Muslim mendapatkan door prize.Â
Seluruh rangkaian perayaan dan ibadah Natal berlangsung selama 5 jam. Gedung gereja penuh sesak sampai ke halaman gereja. Bangunan gereja dibangun di samping kantor Polsek Alla dan juga di samping masjid.Â
Kapolsek Alla yang didaulat sebagai ketua panitia Perayaan dan Ibadah Natal menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua warga gereja di Duri kompleks yang telah bersama-sama mendukung terlaksananya kegiatan.Â
Keunikan lain dalam perayaan Natal adalah banyak warga Muslim yang terlibat sebagai panitia. Secara khusus ibu-ibu di bagian konsumsi. Sementara kaum pria bertindak sebagai petugas keamanan bersama dengan personil Polsek Alla dan beberapa anggota TNI.Â
Di akhir acara, dilakukan sesi pencarian dana pembangunan gedung gereja. Aksi dana berupa lelang natura.Â
Sudah menjadi tradisi dan rutin dilaksanakan setiap tahun, tuan rumah Perayaan dan Ibadah Natal Oikumene adalah Gereja Toraja Cabang Kebaktian Kalvari Sudu. Gereja ini hanya memiliki 7 keluarga sebagai anggota. Sebagian besar anggota adalah para pegawai yang ditugaskan di daerah Kecamatan Alla dan sekitarnya.Â
Secara keseluruhan, hanya ada 12 bangunan gereja di Kabupaten Enrekang. 10 gereja di wilayah Kecamatan Alla dan Kecamatan Baroko. 2 gereja lainnya berlokasi di Kota Enrekang, masing-masing satu Gereja Toraja dan satu Gereja Katolik.
Daerah penghasil palawija dan sayuran terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan ini memang dikenal sebagai daerah dengan mayoritas penganut agama Islam. Penganut Kristen dan Katolik hanya ada di wilayah tapal batas dengan Kabupaten Tana Toraja dan Kota Enrekang.
Kerukunan dan toleransi antar umat beragama di kawasan Duri Kompleks disimbolkan dalam Perayaan dan Ibadah Natal setiap tahun. Keberadaan masjid dan gereja yang berdiri berdampingan tak pernah mengganggu jalannya ibadah dari dua agama berbeda meskipun waktu azhar kerap sama waktunya dengan waktu ibadah Natal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H