Curah hujan tinggi hampir satu Minggu yang melanda Provinsi Sulawesi Selatan pada akhirnya mengakibatkan  banjir di beberapa kabupaten/kota. Pada Jumat hingga Minggu akhir pekan ini, Kota Makassar, Kabupaten Pangkep, Barru, Maros, Soppeng, Wajo, Bone, Kota Pare-Pare, dan beberapa kabupaten lain mulai terdampak banjir dan longsor.
Paling parah adalah banjir di Kabupaten Barru dan Pangkep. Banjir mengakibatkan satu anak SD meninggal di Barru. Puluhan kendaraan terendam air dan ribuan rumah terdampak luapan banjir.Â
Area Pacciro, Takkalasi, Balusu dan BTN Amaro di Kabupaten Barru adalah yang terparah. Sementara, akses jalan trans Sulawesi terputus hampir 24 jam.
Akses jalan trans Sulawesi sudah mulai  terdampak sejak hari Sabtu subuh akibat luapan air di Takkalasi dan BTN Amaro. Sepanjang hari Sabtu, kendaraan tak bisa melintas sama sekali.
Saya pun ikut menunda perjalanan pulang ke Tana Toraja, menunggu banjir surut.
Sabtu sore, pukul 16:00 WITA, di bawah guyuran hujan lebat disertai angin kencang, saya bertolak dari Tamalanrea menuju kampung halaman. Untuk menghindari kemacetan, saya memilih lewat tol menuju Maros.
Hujan sangat lebat. Awan kelabu menutupi langit. Perkiraan saya, banjir masih akan terjadi sepanjang jalan.
Sebenarnya, sedikit nekat, saya memilih kembali. Jalan di Takkalasi masih tinggi airnya berdasarkan postingan warga di medsos.
Memasuki gerbang kota Pangkep, pukul 18:00, kendaraan mulai mengantri. Macet total.Â
Saya coba cari info, ada pasang air laut di depan. Adapun Takkalasi di Barru sudah bisa dilewati kendaraan.