Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Penantian Panjang Pembangunan Jembatan Talondo di Kabupaten Tana Toraja

13 Desember 2024   07:42 Diperbarui: 13 Desember 2024   14:16 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Talondo di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kerinduan warga Kecamatan Gandangbatu Sillanan akan perbaikan ruas jalan di kampung Talondo, Malaleo akhirnya terwujud. Penantian sangat panjang, puluhan tahun.

Tidak layaknya jalan dilintasi bukan karena terimbas longsor. Pemicu utama kerusakan jalan adalah peristiwa alamiah berupa tanah bergerak. Pergerakan tanah terjadi sepanjang tahun.

Sebenarnya, baik musim kemarau maupun musim hujan, kondisi jalan di Talondo sama saja. Tanah terus bergerak. Uniknya, tanah yang bergerak tenggelam pada area sekitar 50 meter dari jalan. Adapun beberapa rumah warga dan lahan kebun di bawahnya tidak terdampak sama sekali.

Tanah berdebu di musim kemarau membuat ban mobil tak bisa menanjak. Gundukan tanah dan bebatuan besar makin menambah sulit ban kendaraan melintas.

Selama puluhan tahun, ruas jalan sepanjang kurang lebih 100 meter hanya ditimbun dan digerus jika terjadi pergeseran tanah. 

Penderitaan warga makin bertambah di musim hujan. Mobil terperosok dan terbalik seringkali terjadi. Demikian pula pengendara motor terjatuh.

Dampak paling lama adalah tersendatnya angkutan truk yang mengangkut berton-ton hasil bumi berupa palawija dan kopi. Banyak pengendara harus memutar arah ke Kabupaten Enrekang.

Pada awalnya tak ada niat untuk membangun jembatan di lokasi tanah bergerak. Namun, melalui kerja keras dan pemikiran anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan asal Tana Toraja, bapak John Rende Mangontan, pilihan untuk membangun jembatan akhirnya bisa diretas. Melalui sumbangsih politisi Partai Golkar tersebut, tahapan pembangunan landasan jembatan di kedua sisi pun dimulai. 

Opsi pembuatan jembatan kemudian dipilih pemerintah sebagai solusi terbaik penanganan jalur transportasi utama menuju Pasar Tradisional Buntu, Kantor Kecamatan, Puskesmas Buntu dan SMKN 2 Tana Toraja.

Setelah itu, proses pembangunan lama terhenti lagi bertahun-tahun karena mempertimbangkan masih adanya sejumlah bebatuan besar yang masih bergerak dari atas.

Pertengahan tahun 2024, pembangunan jembatan pun dimulai. Jembatan Talondo secara resmi mulai difungsikan di awal bulan Desember.

Dengan selesainya jembatan ini, mobilitas warga Kecamatan Gandangbatu Sillanan sangat tertolong. Secara khusus bagi para guru dan tenaga kesehatan yang selama ini bergumul jika musim hujan. 

Proses pekerjaan tanggul. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Proses pekerjaan tanggul. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Proses pekerjaan di sekitar jembatan masih terus berlangsung berupa pengerukan material tanah dan bebatuan serta penguatan tanggul. Hal ini wajib dilakukan mengingat tanah di lokasi jembatan labil.

Pergerakan tanah masih akan terus terjadi sepanjang tahun. Beberapa batu raksasa masih mengintai dari atas. Inilah yang harus terus diantisipasi pemerintah ke depan mengingat ada satu bongkahan batu raksasa yang berpotensi merusak jembatan.

Jembatan sudah selesai dan berfungsi dengan baik. Tugas warga dan siapapun yang melintas adalah memelihara area sekitar jembatan. 

Fokus utama adalah tidak membuang sampah di sekitar jembatan. Kontur tanah masih labil dan akan makin parah merusak kualitas tanah jika sampah sampai menumpuk. Ancaman terbesar adalah sampah jenis plastik, popok dan sejenisnya.

Potensi sampah terbuang sembarangan sangat besar. Apalagi jembatan sudah mulai difungsikan sebagai area swafoto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun