Sebotol air mineral saya habiskan. Setelah fisik dan pikiran nyaman, saya lanjutkan perjalanan.
Jalur selanjutnya sebagian besar masih sama 9 bulan yang lalu. Hanya pada bekas titik longsor pada bulan April dan Mei yang lalu ada perubahan jalan. Saya juga mendapati payung hitam tanda  tempat bayi yang dilahirkan meninggal di tengah jalan di masa bencana longsor.
Dua titik sedikit ekstrem terdapat di tanjakan Leppan menuju Petarian. Selebihnya aman hingga tiba di Kelurahan Sima.
Pukul 09:30 saya tiba di ibu kota Kecamatan Simbuang. Perjalanan saya kemudian sedikit tersendat di Pasar Lekke'. Ternyata hari pasar. Jalan utama melewati pasar penuh pembeli dan penjual. Saya berlalu perlahan diantara padatnya pengunjung pasar dan motor yang terparkir di kedua sisi jalan.
Dari Pasar Lekke' ke SMAN 13 Tana Toraja masih sekitar 5 km. Jalan banyak yang becek dan berlumpur. Begitupun sungai yang membelah jalan masih eksis.Â
Menjelang pukul 10:30 saya tiba di halaman sekolah. Jalan memasuki area sekolah termasuk halaman sekolah adalah tanah kekuningan. Kondisi habis hujan meninggalkan jejak becek.
Sekitar 10 guru sudah menunggu. Saya lepas sepatu boot dan langsung masuk kelas memulai kegiatan di tengah hujan yang mulai turun disertai angin kencang. Telanjang kaki, kepala sedikit nyeri, hidung bernoda merah dan ditambah cuaca dingin mulai membuat kepala pening.Â
Tetapi segala rasa capek dan letih saya seolah hilang oleh semangat puluhan guru yang juga datang dari SD dan SMP terdekat. Mereka sangat antusias menyimak dan bertanya.
Tanpa terasa, saya telah berbicara 3 jam non stop berbagi praktik baik pendidikan, hasil pengalaman saya dari Korea Selatan pada program pertukaran guru Asia Pasifik.
Cerita masih berlanjut di tengah cuaca dingin 17 derajat Celcius disertai angin kencang. Prof. Richardus Eko Indrajit ternyata beberapa kali menelepon saya. Kualitas jaringan yang tak stabil membuat panggilan selalu gagal.
Saya putuskan cari lokasi di sekitar eks ruang kelas yang dijadikan tempat menginap. Wah, rektor Universitas Pradita dan praktisi digital tersebut sementara di jalan menuju Tana Toraja untuk menjadi pembicara di Universitas Kristen Indonesia Toraja esok hari. Kami tak berjodoh lagi bertemu. Pukul 11 siang usai kegiatan, beliau langsung kembali ke Makassar.Â