Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Nyanyian Paduan Suara Di Ibadah Kedukaan Keluarga Suku Toraja

4 Desember 2024   09:33 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paduan suara keluarga pada ibadah penghiburan salah satu keluarga Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Kematian atau kedukaan sudah pasti akan menimpa setiap orang. Tak ada satupun yang bisa memprediksi kapan waktunya tiba.

Mengalami kedukaan tentunya membutuhkan topangan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga maupun komunitas terdekat.

Suku Toraja memiliki tradisi turun-temurun yang selalu hadir dalam setiap acara kedukaan. Secara khusus bagi suku Toraja penganut agama Kristen dan Katolik.

Tradisi tersebut berupa persembahan pujian dalam bentuk paduan suara. Lagu-lagu yang dinyanyikan bertema penguatan dan penghiburan kepada keluarga yang berduka.

Para pemberi persembahan pujian berasal dari warga gereja, kelompok warga sekitar, kaum bapak, ibu-ibu, pemuda, anak-anak dan rumpun keluarga.

Spontan, demikian kata yang tepat untuk tradisi lokal suku Toraja ini. Warga gereja setempat langsung menyiapkan pujian rohani untuk dinyanyikan pada rangkaian ibadah penghiburan.

Seperti kelompok paduan suara Kerukunan Keluarga Palesan (KKP) yang tampil satu kali memberikan persembahan pujian rohani pada ibadah penghiburan salah satu anggota kerukunan. Saya terlibat menyanyikan satu lagu pujian. Tak perlu latihan. Cukup teks lagu dikirim di grup WhatsApp, semua anggota kerukunan kompak tampil menyanyi.

Suara puluhan anggota kerukunan yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak pun berpadu indah dengan iringan organ. 

Terdapat 3 kali persembahan pujian rohani Kristen dilantunkan oleh paduan suara warga jemaat (gereja) dan keluarga. 

Selain dalam bentuk pada suara, persembahan pujian penghiburan juga sering ditampilkan dalam bentuk vocal group, solo, duet dan trio. 

Persembahan pujian rohani Kristen ini dinyanyikan selama ada ibadah penghiburan dan ibadah pelepasan/penguburan jenazah. Dalam sekali ibadah, kadangkala persembahan pujian bisa berlangsung di atas 10 kali.

Adapun pujian penghiburan yang dinyanyikan bisa dalam bahasa Indonesia, bahasa Toraja dan bahasa asing. Oleh karena berduka, maka narasi lagu-lagunya dominan menguatkan iman dalam kepercayaan Kristen atau Katolik. 

Inilah salah satu tradisi yang terpelihara dengan baik dalam rangka memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka. Makna di dalamnya adalah hadirnya penghiburan dan kekuatan untuk keluarga yang sedang mengalami duka cita. 

Jadi, di samping terlibat dalam gotong-royong mengangkat pekerjaan di rumah duka, warga sekitar juga memberikan penguatan iman lewat puji-pujian rohani. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun