Harga dari setiap bumbu yang menyerupai bumbu rempah khas Nusantara tergolong mahal. Paling murah 3.000 Won untuk seikat bawang daun.
Kunjungan berikutnya adalah Jeju Five Day Traditional Market. Pada pasar tradisional yang beroperasi pada setiap tanggal berekor 2 dan 7 ini, bumbu rempah yang tersedia sama saja dengan yang ada di Lotte Mart. Sisanya lebih dominan bumbu rempah khas Korea Selatan yang saya sendiri bingung nama-namanya. Bahkan akar ginseng segar juga dijual di lapak bumbu rempah warga Korea Selatan.
Kondisi yang serupa saya jumpai di hipermart Martro. Tempat yang buka 24 jam setiap hari dan menjadi solusi belanja murah kebutuhan dapur dan rumah tangga di Pulau Jeju ini hanya menyediakan lengkuas, bawang daun, bawang putih dan bubuk lada yang mewakili sebagian kecil bumbu rempah yang identik dengan Indonesia.Â
Pada akhirnya, saya bertemu Asian Market World Food yang menjual beberapa bumbu rempah khas Indonesia. Lokasinya ada di Kota Tua Jeju, tepatnya di sekitar Dongmun Traditional Market.
Namanya Asian Market, tetapi bukan pasar besar. Hanya seukuran lantai 1 sebuah ruko.Â
Agak sesak di dalam ruko. Wajarlah disebut Asian Market karena menjual beberapa produk dari Asia Tenggara, Pakistan, India dan Arab. Paling mendominasi dari Indonesia dan Thailand.Â
Pengelola Asian Market ini adalah orang India. Meskipun saya sedikit tak bebas mengutak-atik produk jualan karena penjaga toko selalu meminta cepat-cepat, tetapi kerinduan saya akan produk dan bumbu rempah Indonesia bisa terobati.Â
Bawang merah dan bawang putih ukuran kecil khas Nusantara tersedia di Asian Market. Letaknya persis di depan kasir, samping pintu masuk.Â
Ada pula beberapa puluh kelapa yang ditaruh dalam bekas kardus mie instant. Khusus santan siap pakai, ada santan Kara.Â