Perjalanan ke Pulau Jeju, Korea Selatan dalam rangka tugas pada Program Pertukaran Guru Asia Pasifik tahun 2024 tidak terlepas dari kerinduan akan masakan khas Nusantara.
Sebelum berangkat ke Korea Selatan, terlebih dulu saya sudah browsing di internet seputar restoran Indonesia di Pulau Jeju. Menurut data Google Maps, ada satu restoran Indonesia di Pulau Jeju.Â
Selain itu, terdapat satu pasar Asia, namanya Asian Market. Letaknya pun tak terlalu jauh dari sekolah penempatan saya, yakni Jejuseo Middle School. Jaraknya sekitar 4 kilometer ke arah timur.
Dari informasi tersebut, sedikit ada harapan untuk tetap bisa merasakan masakan Indonesia di Pulau Jeju. Bagaimanapun juga, lidah saya masih sangat asing dengan makanan Negeri Ginseng.
Rencana awal, saya berniat membawa beberapa bumbu rempah Indonesia. Tetapi mengingat sejumlah bumbu tanpa merek, saya membatalkannya dengan harapan di sana ada Asian Market. Saya hanya membawa beberapa sachet sambal geprek khas Nusantara. Itupun saya masukkan di bagasi pesawat.
Ketika tiba di Pulau Jeju, akhir Agustus 2024, pada minggu pertama di pulau dengan keindahan alam dan pantainya tersebut, saya langsung mengeksplorasi ketersediaan bumbu khas Nusantara.
Eksplorasi pertama di Lotte Mart yang ada di pusat Kota Jeju. Di sana ketersediaan aneka bumbu rempah Indonesia sangat terbatas. Hanya ada lengkuas, Â bubuk kunyit, bubuk merica versi Jeju dan cabe kering Meksiko.
Adapun bumbu umum lainnya seperti bawang putih, bawang merah, dan bawang daun cukup melimpah. Bawang putih sendiri adalah bumbu wajib masakan Korea. Adapun bawang merah, ukurannya sama dengan bawang bombay. Termasuk bawang daun, tapi ukurannya super.Â
Padanan lain dari bawang daun adalah green onion. Ini mirip bawang daun, tapi ukurannya lebih kecil.Â
Sementara cabe khas Indonesia, tidak ada sama sekali. Â Cabai lokal Korea Selatan yang menurut warga setempat cukup pedas, bagi saya tidak pedas sama sekali.Â