Anggota DPRD selaku wakil rakyat wajib langsung bekerja setelah dilantik. Seyogyanya tak perlu menunggu kucuran dana dari pemerintah untuk mulai melakukan aksi nyata di tengah masyarakat. Langsung kerja sebenarnya lebih bai. Mulai merealisasikan program dan janji yang disampaikan pada waktu kampanye yang lalu.Â
Beragam kegiatan bisa ditempuh wakil rakyat yang telah terpilih dan telah dilantik beberapa waktu yang lalu. Tanpa mengesampingkan kekuatan finansial dan sumber daya para anggota DPRD, aksi nyata langsung dan berdampak sebenarnya adalah yang paling digantikan oleh konstituen.
Hadir di tengah-tengah kegiatan warga, apakah itu acara kedukaan, resepsi perkawinan, acara syukuran, kerja bakti warga, dsbnya. Contoh aktifitas anggota DPRD Kabupaten Tana Toraja, Agustinus Patinggi sangat layak ditiru. Wakil rakyat dari daerah pemilihan III Kabupaten Tana Toraja di bawah bendera Partai Golkar ini seolah tak pernah tidur di wilayah kerjanya.
Berbekal karakter pribadinya yang memang suka bergaul, penampilan sangat sederhana dan ringan tangan membuatnya tak perlu menunggu waktu lama untuk kembali melanjutkan tugas pelayanannya di tengah masyarakat. Pada periode ketiga ia duduk di kursi parlemen tingkat kabupaten, ia tetap memiliki sifat yang sama dengan dua periode sebelumnya.
Usai menuntaskan pembuatan sarana air bersih di Lembang Simbuang Batu Tallu beberapa pekan yang lalu, kini Agustinus Patinggi melanjutkan pelayanannya di sekitar Kecamatan Rano. Kampung sasaran uluran tangannya adalah dusun Bila di Lembang (desa) Rano Timur.
Di kampung Bila, Agustinus Patinggi melakukan kegiatan perbaikan dan pengecoran jalan desa. Sumber dananya adalah dana pribadi dan dikerjakan secara swadaya oleh warga setempat. Warga setempat menamainya pekerjaan "padamu negeri."
Dengan dibantu warga kampung Bila, Agustinus Patinggi memimpin warga setempat bergotong-royong memperbaiki akses utama jalan kampung Bila. Dengan penuh semangat mereka menuntaskan pengecoran jalan pada titik yang paling parah.
Menurut Agustinus Patinggi, sudah 5 tahun jalan di kampung Bila rusak parah. Sebagai anggota DPRD, ia baru bisa menjangkau tempat ini di masa sekarang mengingat, wilayah konstituennya sangat luas dan rata-rata pelosok, yakni Kecamatan Bonggakaradeng, Kecamatan Rano, Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak.
Adapun jumlah kursi anggota DPRD dari Kecamatan yang masuk Dapil II Kabupaten Tana Toraja ini hanya 3 kursi.
Warga kampung Bila sangat berterima kasih atas ukuran tangan Agustinus Patinggi memperbaiki jalan desa di sana. Topografi dusun Bila yang ada di lereng pegunungan memang diakui pula sedikit menyulitkan dalam mengangkut material berupa pasir, sirtu dan semen. Hanya kendaraan jenis double handle yang bisa leluasa ke sana.Â
Terkait kendaraan ini, bapak Agustinus Patinggi memanfaatkan kendaraan berupa truk yang dimilikinya. Demikian pula dengan peralatan lain seperti mesin molen untuk mencampur bahan.
Semangat gotong-royong dan kekeluargaan adalah dua kekuatan yang masih terpelihara di kampung Bila. Kebersamaan dalam setiap kegiatan di lingkungan masyarakat selalu disampaikan warga Bila.Â
Kampung Bila selama ini dikenal sebagai wilayah yang tergolong sulit dijangkau oleh kendaraan. Kampung yang masuk kategori dusun ini sebenarnya berada di sekitar tapal batas dengan Kabupaten Enrekang.Â
Hanya jenis sepeda motor yang selama ini banyak menjangkau ya. Jalan desa yang sempit dan berada di sisi tebing cukup menyulitkan warga jika musim hujan tiba.
Padahal, kampung ini memiliki potensi di bidang pertanian, yakni penghasil sayuran. Wortel, daun bawang, kubis, cabai, tomat, dll banyak dibudidayakan warga. Boleh dikatakan penghasilan utama warga Bila adalah dari pertanian ini.
Nah, dengan diperbaikinya jalan desa ke kampung Bila, maka ke depan, akses kendaraan bisa lebih baik untuk mengangkut hasil pertanian warga ke pasar Sudu di Kabupaten Enrekang atau ke Pasar Makale di Kabupaten Tana Toraja.
Di samping itu, dengan naiknya kualitas jalan, maka para pedagang sayuran bisa langsung masuk ke kampung Bila membeli hasil bumi warga. Dengan demikian, secara ekonomi, warga Bila sangat tertolong. Biaya angkut dan bahan bakar bisa ditekan, sehingga kesejahteraan mereka bisa sedikit lebih baik.
Perbaikan jalan juga sangat membantu mobilitas para guru dan siswa yang berangkat dan pulang sekolah. Selama ini, layanan pendidikan sedikit terpengaruh oleh masih buruknya kondisi jalan.
Layanan kesehatan di kampung Bila juga kini bisa sedikit lebih baik. Para bidan desa, suster dan mantri di Puskesmas Rano sangat terbantu dengan perbaikan jalan ini. Mereka selama ini selalu mengalami kesulitan melayani Posyandu di Bila karena jalan yang becek, licin dan terjal. Musim hujan adalah tantangan berat mereka emberikan layanan kesehatan yang memadai.
Pada musim kemarau pun, akses jalan ke dusun Bila masih membuat jantung was-was. Kini, dengan adanya perbaikan jalan ini, tentunya sangat membantu aktifitas warga.
Di sela-sela tak berkantor di gedung rakyat, Agustinus Patinggu tak segan untuk turun langsung bersama warga di kampung melakukan aktifitas utama di sana, yakni bertani. Beberapa hari yang lalu, anggota DPRD yang memulai karir politik dari Partai Demokrat ini ikut bersama warga menanam padi di sawah.
Metode bercocok tanam padi di Kecamatan Rano masih mempertahankan tradisi nenek moyang, tradisional. Melalui kegiatan ini pula, Agustinus Patinggi bisa menyerap aspirasi dari konstituennya.Â
Pada sisi lain, anggota DPRD yang murah senyum dan mudah bergaul ini turut andil dalam menjaga dan merawat kearifan lokal di Kecamatan Rano.
Semangat gotong-royong pun tetap terawat di wilayah barat Kabupaten Tana Toraja ini di tengah pengaruh perkembangan globalisasi dan teknologi pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H