Pulau Jeju mencatat sejarah penting pada penyelenggaraan Piala Dunia sepakbola tahun 2002. Pada tahun tersebut, ketika Brasil keluar sebagai juara dunia World Cup 2002, kota kecil Seogwipo di Pulau Jeju menjadi salah satu tuan rumah yang ditinjuk panitia dan FIFA.Â
Di kota yang terkenal sebagai penghasil jeruk Jeju inilah dibangun satu stadion kelas dunia bernama Jeju World Cup Stadium. Lokasi stadion tepat berada di belakang terminal bus Seogwipo.
Jeju World Cup Stadium memiliki keunikannya sendiri. Stadion ini dirancang minimalis. Terlihat jelas saat saya mengelilinginya. Stadion minimalis, tetapi megah dan level dunia.
Tiang-tiang pancang dari baja menjulang ke langit menopang sisi atap tribun. Stadion dibuat terbuka dari arah timur, utara dan selatan. Hanya bagian barat tribun yang memiliki atap.
Konsep ini disesuaikan dengan kondisi di mana angin dari Laut Cina Timur selalu berhembus ke arah stadion.
Nah, konsep ini pula yang membuat penonton di stadion tidak gerah dan kepanasan karena selau disejukkan oleh angin laut.
Tak ada dinding-dinding tinggi yang membatasi lingkungan luar dengan bagian dalam stadion, selain tribun barat yang menjulang gak tinggi. Di lantai 2 yang merupakan jalan dan akses utama masuk stadion, berdiri dari luar pagar besi pun, lapangan pertandingan terlihat dengan sangat jelas.
Dua buah layar videotrone raksasa ada di dalam stadion untuk melihat tayangan live, pengecekan VAR dan informasi lainnya.Â
Terdapat empat tiang utama sumber penerangan jika pertandingan berlangsung di malam hari.
Pada setiap bagian belakang tribun penonton di bagian timur, utara dan selatan, dibuat seperti jalan raya besar. Sehingga penonton masih bisa berdiri di area ini jika kursi stadion penuh.