Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Hujan dan Dingin Mencapai Puncak Eoseungsaengak

2 November 2024   12:54 Diperbarui: 2 November 2024   13:02 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki bulan November, musim gugur di Pulau Jeju mulai memasuki masa puncal. Waktu ini adalah salah satu yang dicari wisatawan untuk mendaki ke kawasan Hallasan National Park. 

Meskipun seantero Pulau Jeju memiliki jejak musim gugur yang ditandai dengan mulai menguning kemerah-merahan dan rontoknya dedaunan, namun mendaki ke salah satu puncak gunung di Hallasan National Park tetap menjadi prioritas wisatawan.

Demikianlah yang turut saya lakukan. Di tengah guyuran hujan yang tak kunjung berhenti sejak hari Kamis malam, tak menyurutkan semangat saya untuk pergi mendaki sambil menikmati keindahan musim gugur di Pulau Jeju.

Puncak yang saya jadikan prioritas hari ini adalah Eoseungsaengak. Salah satu oreum atau puncak kawah vulkanis di Pulau Jeju ini berlokasi di Eorimok. Satu jalur masuk dengan Eorimok Hiking Trail. 

Jalur menuju Eoseungsaengak ada di sebelah kiri sementara Eorimok di sebelah kanan. 

Eoseungsaengak sendiri adalah salah satu primadona jalur pendakian. Puncaknya tidak setinggi Witse Oreum di jalur Eorimok. Ketinggiannya hanya 1.169 meter. 

Jalurnya pun tak serumit Eorimok. Meskipun ada beberapa titik yang sedikit terjal dan membuat betis mengelub.

Saya berangkat dari pusat Kota Jeju menuju Eoseungsaengak pada pukul 08:30 pagi ditemani hujan. Agar rencana pendakian berjalan lancar, saya membawa mantel hujan. Mantel lebih fleksibel dari pada payung. 

Menggunakan bus nomor 240 yang mengarah ke Seogwipo, perjalanan penuh kabur dan hujan. Bus melaju perlahan. 

Perjalanan dari Kota Jeju ke lokasi hampir satu jam. Saya hampir saja mengubah rencana perjalanan untuk terus ke Seogwipo karena hujan deras turun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun