Sungai yang bebas sampah tentunya akan berdampak pada ekosistem laut. Melihat kondisi pantai dan air laut di Pulau Jeju yang bersih dari sampah, maka bisa disimpulkan bahwa peran penting manajemen sampah telah membawa dampak positif.
Laut yang minim sampah bisa menyediakan sumber energi melimpah untuk warga. Tidak mengherankan hasil laut di Pulau Jeju termasuk yang terbaik di Korea Selatan. Oleh karena melimpahnya hasil laut, maka kuliner bertema ikan dan seafood tergolong murah di Pulau Jeju.
Di samping itu, setiap hari saya selalu mendapati aneka ragam pakaian bekas dan sepatu yang dibuang oleh warga. Pakaian dan sepatu tersebut sebenarnya masih sangat layak pakai, bahkan ada yang masih tampak baru.Â
Sering saya berpikir, mungkinkah dari pakaian bekas yang dibuang ke tempat sampah di Korea Selatan inilah yang menjadi cikal bakal pakaian bekas di Indonesia.
Bisa jadi ya, bisa juga tidak. Tetapi jika dilihat dari merek pakaian bekas di Indonesia dan modalnya, persis sama dengan yang ada di tempat-tempat sampah, secara khusus di Kota Jeju. Ada mereka baju kaos Uniglo, Top Ten, Village, dll yang biasa ditemukan pada lapak pakaian bekas di Indonesia.
Tapi ini hanya pemikiran saya saja. Memperkirakan. Kira-kira demikian.
Nah, terlepas dari ke mana pakaian bekas, sepatu, selimut, kasur, lemari kulkas dan aneka ragam sampah layak pakai lainnya berakhir, aaya belum mendapatkan informasinya. Sejauh ini, saya hanya mengamati pengelolaan sampah yang tempatnya tersebar di berbagai penjuru kota Jeju.Â
Setiap sampah dikelompokkan setelah diambil dari TPA. Jenis sampah ya g paling mendapatkan perlakuan khusus adalah jenis botol plastik.Â
Sampah sisa makanan yang terkenal rentan menimbulkan bau kurang sedap, mendapatkan perlakuan istimewa di Korea Selatan. Membuang sampah sisa makanan harus dibayar. Ada tarif yang dikenakan di TPA untuk berat sampah sisa makanan ini.
Sehingga, warga Korea Selatan pun diajak disiplin untuk mengonsumsi makanan selayaknya dan tidak meninggalkan sampah. Ada sisa makanan artinya membuang uang ke tempat sampah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya