Isu lingkungan saat ini tengah menjadi perbincangan hangat. Termasuk dalam penyelenggaraan pilkada di Indonesia. Namun, jauh sebelumnya, isu lingkungan telah menjadi pembicaraan utama di dunia.Â
Bagaimanapun juga, lingkungan adalah objek yang paling rentan menerima dampak dari pertumbuhan pembangunan yang terus bergerak masif setiap hari. Bangunan untuk kebutuhan bisnis dan perumahan perlahan-lahan menggerus hutan, sawah dan lahan pertanian.Â
Kerusakan lingkungan pada umumnya banyak terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Salah satunya Indonesia.Â
Lalu, bagaimana dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dll? Apakah mereka doyan membangun dan mengorbankan lingkungan sekitar?Â
Secara khusus, saya menyoroti bagaimana negara Korea Selatan benar-benar fokus pada isu lingkungan ini. Teknologi ramah lingkungan telah diterapkan di negeri Taeguk Warriors. Kendaraan dengan gas buangan yang berpotensi merusak kualitas udara telah digantikan dengan kendaraan listrik dan hybrid.Â
Dalam kehidupan warga Korea sehari-hari, kombinasi harmonis hidup modern dengan kearifan lokal terjaga dan terlelihara dengan baik. Kondisi ini saya temukan langsung di Kota Jeju.Â
Pulau Jeju, di bagian selatan Korea Selatan dikenal sebagai tujuan wisata dunia dengan suguhan konsep hidup modern dan premium yang tersaji langsung di seantero Kota Jeju. Tetapi, ada satu hal yang selalu menarik perhatian saya selama tinggal di kota ini.
Teknologi memang diterapkan di mana-mana. Jalan raya, sekolah, perumahan, pasar tradisional, pengawasan keamanan, hutan hingga pertanian. Nah, khusus di sektor pertanian ini, sedikitpun pemanfaatan teknologi modern tidak pernah mengorbankan lahan pertanian warga. Justru teknologi canggih seolah hidup harmonis dengan pola hidup tradisional warga setempat.
Memang terjadi pembangunan gedung bertingkat untuk bisnis hotel, apartemen dan tempat rekreasi di berbagai tempat. Tetapi sekali lagi, lahan-lahan pertanian tetap hijau di mana-mana.
Restoran mewah dan sejenisnya tersebar di mana-mana di Pulau Jeju. Namun, lahan pertanian sayuran tetap hijau di sekitarnya. Mungkin inilah yang membuat gaya hidup modern warga Jeju tetap sehat karena selalu mengonsumsi sayuran dan buah segar di sekitar mereka.