17 tembakan yang digelontorkan ke pertahanan Israel di mana 8 di antaranya tepat mengarah ke sasaran menjadi bukti bahwa Spalletti mencoba mengusung skema ofensif. Demikian pula dalam hal penguasaan bola. Italia sudah mendominasi, bahkan hingga 69%.
Dari sisi pemilihan pemain yang dipanggil ke tim nasional, mantap pelatih Napoli dan AS Roma kini lebih mengutamakan tenaga-tenaga segar dari para pemain muda. Nama-nama besar berusia 30 tahunan kini jarang dipanggil pelatih berkepala plontos.
Pemain senior dalam tubuh timnas Italia saat ini hanya menyisakan Giovanni Di Lorenzo dengan usia di atas 30 tahun. Sisanya adalah para pemain muda usia dan matang yakni pada rentang 20 tahun hingga 28 tahun.
Spalletti juga membuat gebrakan dengan memanggil dua pemain non Italia murni, yakni Destiny Udogie dan Caleb Okoli. Dua pemain berkulit legam dan muda usia ini diberi kepercayaan Spalletti.
Club connection secara tersirat banyak membantu Spalletti dalam urusan komunikasi antar pemain. Gol kedua Italia yang dicetak Di Lorenzo adalah buah kerja sama dengan rekan satu timnya di Napoli, Giacomo Raspadori.Â
Di posisi bek, ada Alessandro Bastoni yang bisa menyuplai bola untuk kompatriotnya dari Inter Milan, Federico Dimarco dan Davide Frattesi. Dimarco dan Frattesi menjadi salah satu sumber gol Italia. Dimarco menjadi pelayan untuk Frattesi ketika mencetak gol ketiga.Â
Kekuatan lini  tengah Italia juga menempatkan dua gelandang muda Juventus, Andrea Cambiaso dan Nicolo Fagioli. Komunikasi antar club connection inilah yang coba dimanfaatkan Spalletti untuk membangun permainan tim Italia saat ini.Â
Kejeniusan Spalletti kemudian berlanjut. Ia langsung menari keluar Dimarco dan Frattesi dan menggantikannya dengan dua pemain muda Daniel Maldini dan Destiny Udogie.
Pilihan dan kepercayaan kepada para pemain muda memang tepat. Lihatlah bagaimana strategi Spalletti mampu diterjemahkan dengan baik oleh dua pemain muda yang masuk pada menit ke-74, Destiny Udogie dan Daniel Maldini. Kombinasi kedua pemain ini kemudian menjadi cikal bakal terciptanya gol keempat Italia.Â
Daniel Maldini sangat percaya diri memainkan dribbling sementara Udogie yang berbadan besar kuat dalam bertarung satu lawan satu. Aliran bola dari Maldini mampu dikuasai dengan baik oleh Udogie sebelum meneruskannya kepada Di Lorenzo yang tak terkawal di depan gawang Israel.