Dalam beberapa tahun terakhir, Youtuber mancanegara banyak menghabiskan waktu di Indonesia untuk membuat konten. Secara khusus setelah pandemi Covid-19. Hampir semua konten kreator asing tersebut telah viral di Indonesia.Â
Jika selama ini halaman beranda YouTube banyak dihiasi oleh konten-konten mukbang, mancing, cover lagu, hunting dan pendakian, maka di lewat YouTuber asing halaman beranda dihiasi dengan konten petualangan menjelajahi daerah-daerah di Indonesia.Â
Para YouTuber asing ini memang berbeda metodenya dengan YouTuber domestik. Pendekatan pembuatan konten dari mereka menghasilkan konten dan narasi yang natural. Mirip karya-karya konten kreator handal nasional seperti Fiersa Besari.Â
Selain itu, konten YouTuber asing lebih cenderung menyajikan keaslian Indonesia. Sementara, sejumlah konten kreator lokal lebih cenderung pada hal yang boleh dikatakan di luar akal sehat; seperti konten prank, lucu-lucuan, mukbang yang tak masuk akal hingga konten yang sedikit berbau perundungan.Â
Konten YouTuber asing tidak terlalu banyak mengandalkan kekuatan editing. Mereka murni menyajikan apa yang mereka lihat. Di samping itu, mereka menggali informasi sedalam-dalamnya tentang sejarah, nilai dan tujuan dari objek yang mereka kontekan.
Sehingga, konten YouTuber asing tak hanya sekedar konten semata, tetapi memberikan informasi yang akurat, memuat nilai pendidikan dan mengajak untuk melestarikan budaya, lingkungan dan alam.Â
Berdasarkan pengamatan saya pada kualitas dan materi kontennya, berikut ini beberapa faktor yang bisa menjadi alasan utama mengapa konten kreator asing suka membuat konten di Indonesia.Â
Warga Indonesia Ramah
YouTuber asing mudah bergaul di mana saja di Indonesia. Terlepas dari apakah mereka sudah viral di awal sebelum datang ke Indonesia, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa keramahan Indonesia tiada duanya.Â
Warga bisa dengan mudah menerima kehadiran konten kreator asing tanpa memandang suku, ras dan agama mereka. Â Karena keramahan warga, YouTuber asing banyak yang terlibat dengan kesederhanaan warga.
Kesederhanaan konten mereka sebenarnya berjalan selaras dengan kesederhanaan penampilan mereka. Tak perlu mewah dalam pakaian dan isi materi konten. Apa adanya saja.