Lokasi sekitar shelter sangat bersih, tak ada sampah dan sangat sejuk di bawah langit yang mendung. Angin kencang sesekali menembus kulit.Â
Pemandangan gunung dengan puncak Baengnokdam sudah terlihat dari Witse Oreum Shelter. Sayang sekali, jalur menuju puncak tertinggi gunung di Korea Selatan ini telah ditutup dan ditandai dengan zona merah sebagai "Summit Restricted Areas," demi memulihkan dan melindungi vegetasi di sekitar jalur.
Namun demikian, Eorimok Hiking Trail telah menampilkan suasana surga kecil yang sangat mempesona. Siapapun yang mendaki tempat ini akan terpukau oleh pemandangan dan bentangan alam.
Di Witse Oreum Shelter, saya ikut memanfaatkan toilet yang tersedia. Sepanjang jalur pendakian dari Eorimok Valley, tak ada toilet yang disiapkan dan pendaki tidak diperkenankan buang air di sembarang tempat.Â
Luar biasa, ada toilet kategori mewah, bersih dan tak berbau sama sekali di lereng gunung. Tersedia sekitar 6 bilik toilet dan 6 tempat buang air kecil buat laki-laki dan jumlah bilik toilet yang sama untuk perempuan.
Sekitar 10 menit saya berhenti di satu-satunya rest area dengan fasilitas shelter mendekati puncak Gunung Halla, Witse Oreum.
Meskipun jaringan telepon dan internet tetap ada dan sinyalnya kuat, fasilitas internet berupa WiFi gratis juga tersedia di shelter ini. Keren!
Setelah beristirahat sejenak, saya melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Halla, Witse Oreum melewati jalur Yeongsil Hiking Trail.
Witse Oreum dikenal sebagai puncak tertinggi kedua di Pulau Jeju setelah Baengnokdam. Keindahan puncak legendaris dengan danau vulkanik itu telah tampak dengan jelas.Â
Sekali lagi, pemandangan terindah yang pernah saya lihat dalam hidup saya telah saya saksikan sejak titik 1.500 mdpl di salah satu bagian Hallasan National Park ini.