Gueom Rock Salt Farm dan Gueom Village adalah dua nama yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling terkait erat, yakni menyimpan sejarah dan cerita kehidupan masa lalu warga Pulau Jeju.
Tempat ini kemudian menjadi salah satu tujuan wisata di Pulau Jeju. Tempatnya indah dan mempesona. Sayang sekali, kedatangan saya di tempat ini diiringi hujan dan angin kencang. Ombak pun sesekali tergolong tinggi, sehingga tak sempat menjangkau bibir pantai berhiaskan bebatuan karang.
Menjelajahi Gueom Village pada akhirnya membawa pemikiran saya tentang bagaimana riuh rendahnya aktivitas warga Jeju jauh sebelum ada teknologi. Bebatuan karang berpadu dengan sisa bebatuan vulkanis yang teronggok dalam warna pekat gelap di sepanjang pantai turut pula membawa khayalan akan kisah kolosal yang ada dalam film dan drama Korea Selatan.
Pada perjalanan menjelajahi Gueom Village ini, mata saya fokus pada keberadaan petak-petak ladang garam di atas bebatuan karang. Ini adalah replika yang dibuat untuk mengenang bagaimana kerasnya kehidupan warga Jeju di masa lalu. Warga lokal menamai ladang garam ini dengan "Sogeumbille".
Setiap lekuk bebatuan, karang, dinding batu, patung dan bukit batu hingga mercusuar tua di Gueom ini tak akan membuat lelah meskipun saya telah berjalan lebih dari 10 ribu langkah. Singkat kata, daratan Gueom Village sangat instagramable.
Sogeumbille adalah tempat untuk membuat garam menggunakan air laut di atas bebatuan dasar pantai pada zaman kuno di Pulau Jeju. Garam batu yang dihasilkan berukuran lebar dan besar serta terkenal dengan rasa dan warnanya kala itu.
Gueom Village atau yang lebih populer dengan sebutan Gueom Rock Salt Farm terletak 16 kilometer di bagian barat kota Jeju, Pulau Jeju, Korea Selatan. Menurut data statistik setempat, terdapat 350 rumah tangga dan 100 anggota kelompok nelayan yang mendiami Gueom Village.
Gueom Village memiliki pesona pemandangan yang indah dan mempesona di sepanjang jalan dan pesisir pantai karang. Tempat paling ikonik dan terkenal di desa ini adalah ladang garam batu alam datar atau dikenal dengan istilah "bille" dalam bahasa lokal warga Jeju.
Untuk mencapai desa nelayan ini, sangat mudah, baik menggunakan Google Maps maupun Naver Map. Gueom Port yang minimalis berdindingkan bebatuan karang bisa menjadi rujukan untuk mencapai lokasi yang eksotis dan menyimpan sejarah masa lalu warga Jeju. Teristimewa pula, Gueom Village menunjukkan bagaimana kearifan lokal leluhur warga Jeju.