Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Osulloc Tea Museum, Wisata Teh dan Alam di Seogwipo, Pulau Jeju

22 September 2024   22:53 Diperbarui: 22 September 2024   23:13 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pulau Jeju, Korea Selatan memiliki banyak sekali potensi wisata yang tak boleh dilewatkan. Kali ini, perjalanan saya bersama lima rekan guru asal Indonesia menjelajahi wilayah Seogwipo di bagian timur Pulau Jeju. 

Akhir pekan, 21 September 2024, kami berangkat pagi dari pusat kota Jeju menuju Seogwipo. Hujan yang selalu menyirami Pulau Jeju dalam beberapa hari terakhir tidak menghalangi niat besar kami untuk menjelajahi beberapa lokasi menarik di Seogwipo. Tercatat sejumlah lokasi telah kami masukkan dalam itenary.

Osulloc Tea Museum masuk dalam list prioritas kami. Selanjutnya akan berkunjung ke lokasi berikutnya hingga Jeongbang Waterfall. Tetapi perjalanan kami tergantung pada kondisi cuaca. Berdasarkan rilis prakiraan cuaca, hujan disertai angin kencang masih akan melanda Pulau Jeju hingga hari Senin, 23 September 2024.

Dalam perjalanan ke Seogwipo, saya tidak hanya ditemani bapak M. Jufrianto. Turut meramaikan trip istimewa kami di Pulau Jeju adalah empat ibu guru. Mereka adalah rekan kami yang ditugaskan pada program Pertukaran Guru Asi Pasifik 2024. Mereka adalah ibu Anief (Bali), Wiwik (Bali), Megarini (NTB) dan Fitrah (Kalimantan Timur). Keempatnya menyempatkan diri datang ke Pulau Jeju memanfaatkan libur akhir pekan. Meskipun cuaca buruk, mereka tetap penuh semangat datang. Ya, Pulau Jeju adalah tujuan utama para wisatawan saat berada di Korea Selatan.

Diiringi hujan rintik-rintik, kami berjalan kaki sejauh 700 meter dari Eco de Paris Residence menuju halte bus di depan Halla Hospital. Berdasarkan rujukan dari Naver Map, ada dua jenis bus yang langsung menuju Osulloc Tea Museum, yakni bus Express warna orange nomor 151 dan bus biru nomor 255. 

Kami memilih bus nomor 255. Tarifnya dari kota Jeju menuju Osulloc Tea Museum hanya sebesar 1.150 Krw. Sementara bus Express dikenai tarif 2.600 Krw.

Menjelang pukul 09:00 pagi, bus melaju pelan menuju arah timur Pulau Jeju. Hujan deras menemani kami dalam perjalanan selama 55 menit. Beruntung, kami membawa payung yang akan mengamankan kami dari hujan di Seogwipo nanti.

Tak ada kendala sama sekali dalam perjalanan, selain AC bus yang cukup dingin. Bus tiba di halte bus Osulloc Tea Museum 55 menit kemudian. Hujan rintik-rintik disertai angin sedikit kencang menyambut kedatangan kami.

Jalan lebar, bersih dan lengang terpampang di depan kami. Bukannya tidak ada mobil. Pengunjung sudah ratusan. Mobil terparkir manis pada tiga titik oarkir yang tersedia di lokasi. Inilah yang membuat jalanan terlihat sepi. Tak ada kepadatan kendaraan.

Ratusan pengunjung yang didominasi wisatawan domestik Korea Selatan tampak kembali dari Osulloc Green Tea Field yang ada di bagian selatan Osulloc Tea Museum. Mereka unik berlarian sambil membawa payung. Rombongan tersebut dipandu guide.

Kami langsung berjalan kaki dari halte sekitar 120 meter dan langsung masuk gerbang utama. Payung-payung kami seolah ingin terbang terhempas angin kencang. 

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Spot foto instagrammable pertama kamia adalah papan nama Innisfree Jeju House yang ada di pintu masuk Osulloc Tea Museum. Walaupun hujan, tak menghalangi kami dan pengunjung lain bergantian berpose di tempat ini.

Sasaran kami berikutnya tentu saja museum tehnya yang terkenal seantero dunia, Osulloc Tea Museum. Di dalam sudah ramai oleh pengunjung. Di bagian dapur peracikan teh, padat antrian untuk mencicipi satu cup kecil teh hijau hangat Osulloc Tea Museum. Semua pengunjung mengincar momen ini. 

Osulloc Tea Museum dikenal sebagai tempat menanam teh hijau kenamaan Korea Selatan. Osulloc Green Tea Field yang membentang luas di sisi timur dan selatan dari Osulloc Tea Museum beanr-benar menakjubkan. 

Khusus dalam gedung Osulloc Tea Museum, kami melihat sendiri bagaimana aneka olahan green tea berproses. Selain teh celup, ada pula varian teh hijau dalam bentuk cake, sirup, dll. Keempat ibu guru tak lupa berbelanja beberapa varian teh sebagai ole-ole kembali ke Indonesia nanti. Saya dan pak Jufrianto akan menjadwalkan ulang kunjungan ke Osulloc Tea Museum ini pada bulan November mendatang.

Saya pun tak ketinggalan menikmati sajian teh hijau hangat Osulloc Tea Museum. Segar dan aromanya tiada duanya. Wajarlah harganya mahal, kualitasnya menyamai teh hijau yang disajikan dalam drama Korea dan film kolosal Korea Selatan. Harga termurah satu kotak kecil teh hijau Osulloc adalah 8.000 Krw. Sementara yang temahal mencapai ratusan ribu Krw.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Masih diselimuti kabut dan hujan rintik-rintik yang silih berganti dengan hujan deras dan angin kencang, kami menjelajahi setiap jengkal spot-spot menarik dalam museum, halaman, Innisfree Jeju House dan tentu saja kebun teh hijaunya yang mempesona.

Sejumlah turis asing bahkan rela basah-basahan di bawah siraman hujan hanya demi untuk mengambil foto dan video yang menawan. Kami pun tak ketinggalan basah-basahan di sana berkompetisi dengan hujan dan angin.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kebun teh hijau Osulloc yang ada di samping gedung Innisfree Jeju House menjadi sasaran kami. Meskipun basah, tak menghalangi kami untuk memotret, membuat video dan bergaya.

Rasanya tak ingin meninggalkan tempat ini. Hanya saja hujan tak kunjung usai. Libur kahir pekan, tak membuat macet jalanan poros Jeju-Seogwipo. Jalan raya yang lengang justru membaut kami nyaman melangkah, senyaman menjelajahi Osulloc Tea Museum dan kebun tehnya.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada akhirnya, kami memutuskan untuk kembali ke kota Jeju mengingat kondisi cuaca tak memungkinkan. Beberapa tempat yang sudah ada dalam itenary kami harus cancelled due to bad weather condition. 

Terpesona oleh keindahan alam di sekitar Osulloc Tea Museum, Innisfree Jeju House dan Osulloc Green Tea Filed, tak terasa kami telah berjalan lebih dari 10 ribu langkah. Tercatat dalam aplikasi ponsel saya, 16.038 langkah dengan jarak tempuh 11, 226 km.

Ternyata, menjelajah di bawah naungan payung, hujan, dan cuaca dingin, kami mampu membakar lemak 626,5 kcal dalam duarasi perjalanan hampir tiga jam.

Tujuan kami berikutnya setelah berjam-jam di Osulloc Tea Museum adalah salah satu tempat makan yang instagrammable, yakni Noraba Ramen yang ada di Gueom Village, di kota Jeju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun