Pada akhirnya saya merasakan atmosfir perdana mengajar langsung di kelas sekolah Korea Selatan di kota Jeju. Setelah menjalani proses aklimatisasi suasana kelas melalui observasi pembelajaran selama 2 minggu, kesempatan mengajar siswa Korea resmi terjadi setelah libur Chuseok.
Kamis, 19 September 2024 kemudian menjadi catatan sejarah saya sebagai guru Indonesia yang menjadi pendidik di sekolah Korea Selatan. Challenge utamanya adalah saya mengajar di SMP dengan predikat terbaik di bidang kurikulum di Korea Selatan.
Secara pribadi, saya tidak ada persiapan khusus memasuki kelas-kelas yang notabene menjadi kelas asing perdana saya selama menjadi guru. Materi perdana yang saya ajarkan terkait olahraga pada mata pelajaran Physical Education (PE).
Dalam waktu 2 minggu, saya fokus mengajar PE. Saya mengajar di kelas 2. Terdapat 15 kelas semua.Â
Adapun konten pelajarannya adalah permainan tradisional Indonesia. Saya menawarkan permainan tradisional Toraja, yaitu Sisemba', Ma'kesseng dan Ma'poli Sambu'. Ketiga permainan ini terlebih dulu saya modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan siswa Korea pada pelajaran PE.
Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah, kami memutuskan fokus pada permainan Ma'kesseng dan Ma'poli Sambu'. Kedua permainan diajarkan sekaligus pada setiap pertemuan.
Pada hari perdana mengajar, saya masuk di dua kelas, yakni 2-14 (girl class) pada periode ketiga dan 2-8 (boy class) pada periode kelima.
Tempat pembelajaran tidak berlangsung di ruang kelas. Praktik langsung di gym hall.Â
Apa respon pertama yang saya terima ketika berdiri perdana di depan siswa Korea?Â
"Hello teacher. Hello teacher Roma."Â