Keamanan dalam taman sangat terjamin dan terjaga. Kamera CCTV besar dipasang diberbagai titik. Termasuk di puncak Gwangi Oreum.
Tak perlu kuatir pula ketika sepatu kotor berlumpur atau berdebu setelah turun dari puncak. Tersedia fasilitas kompressor di sekitar titik awal trekking. Fasilitas ini gratis.Â
Menjelang pukul tiga sore, usai menunggu hujan deras berakhir, kami kembali ke apartemen dengan menyusuri jalanan kecil beraspal yang ada di sisi parkiran utama. Saya hanya menebak jalur tersebut, pasti tiba di kota Jeju.Â
Di sepanjang jalan dengan jarak kurang lebih 400 meter, terdapat pemandangan lain yang menarik perhatian saya. Ada sejumlah lahan pertanian cabai, bawang dan sayuran.Â
Tetapi yang paling menarik perhatian saya, adalah kehadiran kebun-kebun jeruk Jeju. Pohonnya kerdil tetapi berbuah lebat. Saya hanya menikmatinya.Â
Tak sempat memetik buah karena tak ada petani sama sekali yang bisa dimintai izin. Hanya beberapa mobil mewah KIA dan Hyundai yang terparkir di halaman rumah-rumah boks, khas rumah petani di kompleks pertanian warga Korea Selatan.Â
Perjalanan menjelajahi Halla Arboretum selama sehari ternyata menghasilkan 16.014 langkah dengan jarak tempuh secara keseluruhan 11, 209 km. Durasi total perjalanan saya adalah 2 jam 37 menit dan 10 detik.Â
Ini adalah 10 ribu langkah yang kesekian kalinya saya buat, bahkan hampir tiap hari selama saya tinggal di kota Jeju.Â
Menjelajahi Halla Arboretum dan mencapai puncak Gwangi Oreum berhasil membakar 610 kcal lemak dalam tubuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H