Lalu, terkait harga beras, yang paling murah adalah 9.900 won untuk 2 kg atau  69.300 per kilogram dengan kurs 1 won= 14 rupiah. Adapulan harga 17.000 won untuk 3 kilogram. Artinya sekilo beras senilai Rp 79.000. Sementara di Indonesia, kita masih bisa membeli sekilo beras dengan harga Rp 14.000 hingga Rp 18.000 dengan kualitas baik.
Satu hal lagi yang berbeda di kota Jeju adalah membuang sampah itu tidak gratis. Khususnya sampah makanan sisa. Kita wajib membayar dengan T-Money saat membuang sasmpah jenis ini.
Saat ini saya sedang tinggal di pusat kota Jeju hingga akhir November mendatang. Untuk merespon tingginya harga-harga dan mahalnya biaya belanja pendukung lainnya, saya melakukan beberapa tips agar keuangan bisa dihemat.Â
Belanja Seperlunya
Langkah paling bijak pertama yang wajib diterapkan adalah belanja seperlunya saja. Beli barang-barang yang memang dibutuhkan di apartemen atau rumah susun. Hal ini penting mengingat, ruangan apartemen yang paling umum di kota Jeju menyatu antara dapur, meja makan dan tempat tidur.Â
Jadi, makin banyak barang yang tak dibutuhkan dikoleksi, maka akan mebuat kamar apartemen makin sempit, sehingga makin sesak.
Jika mengikuti keinginan mata dan kata hati, maka berapapun jumlah uang yang tersedia pasti akan habis dalam waktu yang tidak lama. Apalagi, hampir setiap jengkal wilayah kota Jeju dihiasi dengan restoran, cafe, pertokoan dan supermarket.
Masak Air di Kamar
Kebutuhan akan air minum adalah hal pokok bagi manusia. Di kota Jeju, tak ada air minum gratis; kecuali di kantor, sekolah atau fasilitaas publik lain yang menyediakan fasilitas kran air minum gratis.Â
Sebotol air mineral ukuran 750 ml senilai 850 Won. Intinya, ketika tinggal di apartemen, air minum wajib dibeli. Harganya tidak main-main untuk sekali membeli sepaket air mineral berisi 6 botol kapasitas 1,5 liter.Â
Untuk mengakali belanja air, maka saya memasak air setiap hari di kamar. Meskipun air mentah di apartemen sedikit berbau kaporit, tetapi tetap nyaman dikonsumsi.Â
Cara lain yang saya gunakan adalah membawa pulang 1.2 liter air setiap kali pulang dari sekolah. Saya membawa tumbler setiap hari sebagai wadah minum di sekolah. Di dalam ruang kerja saya, tersedia fasilitas sumber air minum.
Memasak Sendiri
Memasak sendiri di apartemen adalah solusi kecil yang meringankan beban biaya hidup. Sebagai orang Indonesia, kita memiliki beragam cara memasak makanan sederhana tetapi nikmat. Jadi, saya memilih memasak di apartemen untuk kebutuhan makan setiap hari. Cukup menyiapakan beras, apapun lauknya, sudah pasati nikmat.