Kemudian mereka juga harus memikul 6 komputer, masing-masing 3 untuk server dan 3 untuk client.Â
Jaringan internet yang sedikit stabil dari arah Kabupaten Mamasa hanya tersedia di bukit Karopo'. Sebuah bukit dengan tanah lapang yang luas berupa sabana dan dikelilingi pepohonan pinus muda. Bukit Karopo' ini pernah dilebarkan menggunakan buldozer dan excavator beberapa tahun yang lalu dan menjadi lokasi perkemahan siswa se-Kecamatan Simbuang. Lama ditinggal dan tidak terjamah manusia, akhirnya kembali ke kondisi awal.
Saya pernah menginjakkan kaki di bukit Karopo' ini beberapa bulan lalu ketika mendampingi bapak Kristian Betteng pada pendidikan guru penggerak angkatan 9 Kabupaten Tana Toraja.Â
Tantangan menuju bukit Karopo' adalah jalan tanah dan menanjak. Kendaraan tidak bisa lewat, termasuk motor. Jalan kaki adalah satu-satunya cara terbaik untuk mencapai bukit yang memiliki cerita-cerita mistis dari warga setempat.Â
Kegiatan sinkronisasi dimulai hari Sabtu (7/9/2024) pukul 7 pagi hingga sekitar pukul 10 malam. Selanjutnya, karena kondisi tidak memungkinkan untuk bermalam di bukit Karopo', Â mereka memutuskan kembali ke rumah untuk tidur dengan membawa server dan client yang telah sinkron dan memastikan bahwa kerbau-kerbau liar telah menjauh dari tenda mereka.Â
Adapun hasil dari sinkronisasi ANBK ini akan digunakan untuk melayani ANBK dari empat sekolah, yakni UPT SMPN 1 Simbuang, UPT SMPN 3 Simbuang, UPT SMPN 4 Simbuang dan UPT SMPN Satap 2 Simbuang.Â
Para guru muda luar biasa ini kemudian mendirikan dua tenda sebagai tempat berlindung komputer dari hujan dan sekaligus tempat berjaga hingga larut malam. Tambahan dedaunan pinus dan rerumputan menutupi tenda agar mereka terhindar dari tiupan angin kencang di puncak bukit Karopo'.Â
Mereka harus tinggal di tenda seadanya. Perangkat komputer dan kabel tak bisa mereka biarkan begitu saja.Â
Tantangan berat lainnya ketika melakukan sinkronisasi ANBK di bukit Karopo' adalah kehadiran kerbau dan kuda liar di sekitar lokasi. Jika tidak dijaga, kerbau akan masuk ke tenda dan merusak peralatan.Â
Sehingga, Pak Kristian dan rekan-rekannya harus tinggal di tenda hingga larut malam. Menahan dingin yang sangat menusuk kulit. Tambahan pula, mereka dikelilingi oleh cerita-cerita mistis tentang Bukit Karopo' yang tentunya makin menambah tantangan jika harus bermalam di tengah padang belantara yang jauh dari pemukiman warga.Â