Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Budaya Jalan Kaki dan Membuang Sampah di Kota Jeju, Korea Selatan

8 September 2024   06:07 Diperbarui: 8 September 2024   06:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat pembuangan sampah yang telah dipilah sesuai jenis sampah di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.

Tinggal di kota Jeju, Pulau Jeju, Korea Selatan benar-benar telah memberikan berbagai pengalaman baru dan berharga dalam hidup saya. Sudah 8 hari saya menikmati suasana dan lingkungan di pusat kota Jeju ini sejak kedatangan perdana tanggal 30 Agustus 2024.

Jalan kaki adalah yang paling mengesankan. Beraktifitas setiap hari dengan berjalan kaki adalah budaya warga kota Jeju dan Korea Selatan secara umum.

Setiap hari, saya berjalan kaki bersama ribuan warga dan pelancong yang memadati kota dengan penduduk kurang lebih 670.000 jiwa tersebut. Ke sekolah, pusat perbelanjaan, pasar atau sekedar jalan-jalan, semuanya dilakukan dengan kekuatan dua kaki.

Tempat pembuangan sampah yang telah dipilah sesuai jenis sampah di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.
Tempat pembuangan sampah yang telah dipilah sesuai jenis sampah di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.

Salah satu aktifitas penting yang juga terkait erat dengan jalan kaki adalah membuang sampah. Terkait sampah, budaya disiplin membuang sampah di kota Jeju patut ditiru. Tidak sembarangan membuang sampah. Sudah ada lokasi tertentu dengan fasilitas yang modern. Setiap hari pun sampah yang dibuang berbeda.

Satu hal yang unik ketika membuang sampah adalah hampir tak ada warga yang terlihat naik kendaraan untuk membuang sampah. Mereka berjalan kaki ratusan meter menentang sampah untuk dibuang di lokasi pembuangan sampah.

Saya telah beberapa kali membuang sampah di kota Jeju. Butuh berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 meter untuk buang sampah. Tapi, tak ada rasa canggung sama sekali. Semua warga melakukan hal yang sama.

Menenteng kantong plastik berisi sampah terlihat pulang berbelanja saja. Anak remaja, gadis cantik, hingga lansia membuang sampah dengan sangat teratur. 

Tiba di lokasi pembuangan, saya menerjemahkan papan nama pada tiap tong sampah yang tersedia. Misalnya, pada hari Sabtu jenis sampah yang dibuang adalah jenis kertas dan vinyl. Maka, sampah yang saya bawa wajib dimasukkan ke tong sampah urutan keenam. Di dalamnya sudah terlihat puluhan bungkusan sampah dengan jenis yang sama.

Pada umumnya, waktu terbaik dan paling ramai membuang sampah adalah petang hingga malam hari. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga yang bermukim di apartemen, hotel dan rumah susun baru pulang sekolah dan bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun