Kuliner Korea Selatan sudah populer di mana-mana, termasuk di Indonesia. Dua yang paling dikenal adalah ramen dan samyang. Selain itu ada pula bibimbap.Â
Memasuki hari ketujuh tinggal di kota Jeju, Korea Selatan, Â saya tidak ketinggalan untuk mencoba salah makanan di sini, yakni samyang. Apalagi, seorang guru di Jejuseo Middle School mengatakan bahwa tidak sah seseorang datang ke Korea jika tidak mencoba ramen dan samyang.Â
Saya tidak perlu repot ke restoran lokal Korea di kota Jeju untuk menikmati samyang. Termasuk mengeluarkan budget besar puluhan ribu won.Â
Ketika berbelanja kebutuhan dapur di Martro, saya juga membeli empat bungkus samyang instant. Saya terdorong rasa penasaran dari rekan guru tadi. Seperti apa sih rasanya.Â
Kali ini, saya memilih samyang dengan sensasi super pedas rasa daging sapi. Rasa pedasnya ditandai dengan bungkus merah.Â
Samyang pada hakekatnya serupa dengan mie instant di Indonesia, seperti Indomie, Sarimi, Mie Sedap, dll. Intinya, bahan baku samyang sama dengan mie instant.
Oleh karena ini adalah pengalaman perdana memasak dan mencicipi samyang asli Korea, maka saya perlu membaca petunjuk penyajian dengan seksama.Â
Masih minimnya penguasaan bahasa Korea, membuat Google Lens atau aplikasi Papago sebagai media translator. Walaupun hasil terjemahan kadangkala pula jauh panggang dari api.Â
Berdasarkan petunjuk di bungkus samyang, saya perlu menyiapkan 500 ml air mendidih. Air langsung saya masak di atas kompor. Setelah mendidih, mie saya masukkan ke dalam air mendidih. Petunjuk juga menyarankan untuk memasak bumbu samyang langsung dengan mie dalam air mendidih selama 4 menit.Â
Selama proses pemasakan, aroma khas bumbu Korea pada samyang mulai terasa. Rasa pedis bubuk cabe mendominasi.Â
Setelah 4 menit, samyang matang. Kuah kental warna merah menandai pedisnya kuah. Tetapi benarkah sangat pedis?Â
Mungkin bagi mereka yang bukan pecinta makanan pedis, samyang ini sudah sangat hot. Tetapi, bagi saya, tidak jauh bedanya dengan Indomie. Masih lebih pedis Indomie rasa ayam geprek khas Indonesia.Â
Samyang paling enak dimakan saat panas. Sensasinya di situ. Apalagi kalau makannya pakai sumpit. Hawa panas dari mangkuk ditambah sensasi panas kuah cabe akan membuat keringat menetes dari kepala.Â
Keistimewaan samyang adalah mienya tidak cepat mengembang ketika mulai dingin. Mienya sangat kenyal dan tak gampang putus. Warnanya kuning cerah. Kemudian kuahnya kental dari bumbu merah bubuk cabe.Â
Akhirnya, saya sah sebagai penduduk kota Jeju untuk sementara waktu karena telah makan samyang. Tantangan berikutnya adalah masak dan makan ramen. Saya akan membelinya juga dan memasaknya sendiri.Â
Selamat berakhir pekan.Â
Salam hangat dari kota Jeju, Korea Selatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H