Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Myeongdong, Kawasan Belanja, Kuliner dan Religi

6 September 2024   07:36 Diperbarui: 6 September 2024   10:23 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mancur di City Hall, Seoul. Sumber: dok.pribadi.

Myeongdong adalah tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Korea Selatan. Myeongdong dikenal luas karena dua model pasar yang ada di sana, yakni Myeongdong shopping street dan Myeongdong underground market. Selain itu, tersedia pula pertunjukan tradisional Korea Selatan di Myeongdong Nanta Theatre.

Dari penginapan di Hotel Ramada Sindorim, butuh waktu sekitar 44 menit naik bus. Bus menerapkan metode pembayaran T-Money. Pengunjung juga bisa menggunakan taksi yang dipesan secara online dan membayar pakai debit card.

Rute perjalanan dari kota Seoul menuju Myeongdong yang berlokasi di distrik Jung sudah sangat menarik perhatian. Fokus saya masih pada budaya jalan kaki warga Korea Selatan. 

Perjalanan ke Myeongdong makin menarik manakala melintasi jembatan panjang di atas River Han, sungai terbesar yang membelah kota Seoul. Di bagian kanan akan tampak Yeouido Hangang Park sebagai ikon utama di pinggir River Han. 

Underground market Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.
Underground market Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.

Turun bus di depan Deoksugung Palace. Selanjutnya melintasi lampu merah dan crosswalk di City Hall dan turun ke Myeongdong underground market. Berjalan di pasar bawah tanah ini serasa berjalan di mall bertingkat. 

Lorong-lorong Myeongdong underground market sangat indah, bersih, nyaman dan berteknologi tinggi. Toko-toko berjejer menyajikan produk lokal, mancanegara hingga kuliner. Berjalan kaki ribuan langkah di bawah tanah dengan suasana sejuk tak membuat letih sama sekali.

Selanjutnya, underground market berakhir di tengah wilayah Myeongdong. Myeongdong menyajikan kompleks pertokoan dengan merek-merek internasional. Di tempat ini pula kita bisa menemui kantor BBC dan perwakilan UNESCO untu Korea Selatan.

Air mancur di City Hall, Seoul. Sumber: dok.pribadi.
Air mancur di City Hall, Seoul. Sumber: dok.pribadi.

Metode terbaik menikmati pasar dan pertokoan hingga mall raksasa di Myeongdong adalah dengan berjalan kaki. Terdapat banyak jajanan kaki lima yang bisa dicoba. Saran kecil bagi pelancong Muslim, agar selektif memilih makanan dan kudapan. Jika perlu gunakan aplikasi Google Lens atau Papago untuk menerjemahkan bahan baku setiap makanan.

Dari Myeongdong, Menara Seoul atau Namsan Tower yang berlokasi di Namsan Mountain Park sudah terlihat dengan sangat jelas. Hanya saja, saya tidak sempat mengunjungi Namsan Tower ini.

Gereja Katedral Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.
Gereja Katedral Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.

Dengan berjalan kaki beberapa ratus meter dari pusat Myeongdong, kita bisa berkunjung ke Gereja Katedral Myeongdong. Gereja bagi umat Katolik ini sangat megah dan unik karena memiliki lonceng bernuansa Gotik. 

Setelah menyusuri beberapa puluh anak tangga dan melewati taman yang indah, kita akan tiba di halaman gereja yang cukup luas. Halaman asri dan sangat bersih.  Menara gereja menjulang tinggi dengan gaya klasiknya. Di sisi sebelah kanan gereja, terdapat toko merchandise Katolik. Tersedia banyak ornamen dengan harga terjangkau.

Saya sempat masuk ke dalam ruangan gereja dan menyaksikan misa. Ruangan gereja katedral ini sangat indah dengan nuansa klasik khas gereja Katolik Eropa. Kegiatan misa berlangsung setiap hari. Para pengunjung bisa meminta untuk didoakan.

Turis dari mancanegara akan banyak membanjiri kompleks wisata belanja Myeongdong ini. Termasuk dari  wilayah Asia Tenggara dan Barat Daya.

Bakso Bejo Korea, Restoran Indonesia di Myeongdong. Sumber: dok.pribadi
Bakso Bejo Korea, Restoran Indonesia di Myeongdong. Sumber: dok.pribadi

Perjalanan saya berakhir di kompleks kuliner Myeongdong. Oleh karena rombongan guru dari Indonesia, Malaysia dan Thailand banyak yang Muslim, maka kami mencari restoran halal. Di Myeongdong terdapat restoran Indonesia dengan sajian utama bakso, yakni Bakso Bejo Korea.

Kami memilih restoran Malaysia bernama Kampungku Restaurant yang beralamat di 16-4 Namsan-dong 2(i)-ga, Jung District, Seoul.

Di restoran ini, saya bisa menikmati goreng teri kering yang dipadukan dengan beberapa makanan India. Pelayan Kampungku Restoran ini adalah warga Malaysia. Selebihnya adalah warga Korea Selatan.

Restoran halal Malaysia, Kampungku Restaurant di Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.
Restoran halal Malaysia, Kampungku Restaurant di Myeongdong. Sumber: dok.pribadi.

Lebih dari 5 kilometer jarak yang kami tempuh hanya berjalan kaki menjelajahi Myeongdong. Selanjutnya kami menunggu bus di Myeongdong Station dan kembali ke Hotel Ramada Sindorim.

Di stasiun bus minimalis ini masih terdapat banyak spot menarik yang instagramable. Salah satunya tugu kata Seoul.

Annyeong haseyo....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun