Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pelajaran Berharga Menjelajahi Kota Jeju, Korea Selatan

1 September 2024   07:35 Diperbarui: 1 September 2024   12:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda listrik di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi

Korea Selatan dikenal dengan kedisiplinan tinggi dari warganya. Di luar dari desas-desus kondisi dan fakta lain yang bernada negatif tentang kehidupan warga Korea Selatan, saya lebih fokus pada sejumlah pengalaman berharga tentang budaya hidup di sani.

Tanggal 1 September 2024 adalah hari ketiga kehadiran saya di Pulau Jeju, tepatnya kota Jeju. Selama kurang lebih 3 bulan ke depan saya akan merasakan suasana hidup di kota Jeju dalam rangka pertukaran guru Indonesia-Korea yang diprakarsai oleh APCEIU-UNESCO.

Pengalaman pertama yang paling berharga adalah budaya jalan kaki. Hampir setiap aktifitas saya bersama bapak M. Jufrianto dilakukan dengan jalan kaki.

Budaya jalan kaki sudah melekat dalam mendukung mobilitas warga kota Jeju. Pada hari pertama di kota Jeju, kami sudah beraktifitas jalan kaki lebih 2 kilo meter. Lalu pada hari kedua, kami jalan kaki lebih 10 kilo meter. Sebuah kebiasaan yang jarang kami lakukan di Indonesia.

Aktifitas jalan kaki ini pun telah banyak memberikan pengalaman berharga akan pentingnya disiplin berjalan kaki dan tidak sembarangan menyebrang. 

Kesimpulan awal saya mengapa jalan kaki ribuan langkah tidak membuat lelah di sini. Salah satu pemicunya adalah banyaknya crosswalk yang menjadi perhentian sejenak. Lalu, jalan kaki telah menjadi budaya di sini, sehingga tidak ada beban sama sekali bagi kami ketika berjalan kaki. Tak ada rasa canggung.

Nah, tubuh warga di kota Jeju atletis. Mereka sehat dan tidak kegemukan meskipun makanan sehari-hari juga cukup banyak dan mengandung protein hewani. Jalan kaki sedikit banyak menjadi aktifitas pembakaran lemak. 

Besar harapan saya, saat kembali ke Indonesia di akhir November, badan saya bisa mendapatkan dampak positif dari kebiasaan jalan kaki ini. Selain itu, tentunya ditopang oleh menjaga pola makan.

 Crosswalk di pusat kota Jeju. Sumber: dok.pribadi
 Crosswalk di pusat kota Jeju. Sumber: dok.pribadi

Aturan tentang jalan kaki di kota Jeju dan di seluruh wilayah Korea Selatan sama. Penerapannya sama pula dengan aturan pada kendaraan. 

Di kota Jeju, pejalan kaki tidak sembarangan menyebrang. Sudah ada perlintasan atau crosswalk bagi pejalan kaki. 

Saya beberapa kali harus jeli melihat crosswalk dan lampu indikator penyebrangan. Ketika sinyal lampu hijau menyala, kita menyebrang. Jika masih merah, kita berhenti sejenak. 

Di beberapa crosswalk, kadang tidak ada lampu indikator penyebrangan, biasanya di bagian lorong jalan. Namun, kita tetap menyebrang pada jalur berwarna merah bergaris putih dengan memperhatikan arus kendaraan dari kedua arah.

Crosswalk tanpa indikator penyebrangan ini juga ada di depan apartemen yang kami tempati. 

Sepeda listrik di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi
Sepeda listrik di kota Jeju. Sumber: dok.pribadi

Jalan kaki adalah metode utama aktifitas warga kota Jeju. Dari pagi hingga malam, pejalan kaki memadati setiap sisi jalanan. 

Jalan kaki sama ramainya dengan ribuan mobil mewah, taksi dan bus yang melintasi jalanan kota Jeju.

Selain jalan kaki, pemandangan umum di kota Jeju adalah banyaknya sepeda dan sepeda listrik yang terparkir di bahu jalan. Ini adalah sepeda yang disiapkan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai moda transportasi publik. Warga bebas menggunakannya selama memiliki KTP Korea Selatan.

Uniknya lagi, sepeda ini aman terparkir di mana saja. Tak ada aksi pencurian sepeda. Benar-benar kota yang aman. 

Motor dengan fungsi menyerupai Gojek. Sumber: dok.pribadi
Motor dengan fungsi menyerupai Gojek. Sumber: dok.pribadi

Jumlah kendaraan di kota Jeju memang sangat banyak. Khususnya mobil. Tak tanggung-tanggung, merek mobil prestisius di dunia banyak terparkir di sepanjang bahu jalan di kota Jeju.

Salah satu keunikan lain kota Jeju adalah jumlah sepeda motor yang sangat minim. Kontras dengan negara di kawasan ASEAN yang jalanannya banyak didominasi oleh sepeda motor.

Di kota Jeju, hanya sesekali saya menjumpai sepeda motor. Dapat saya simpulkan bahwa motor di kota Jeju paling umum digunakan sebagai angkutan pengiriman barang. Cara kerjanya seperti Gojek dan Grab di Indonesia.

Di depan toko atau restoran, barulah tampak sejumlah sepeda motor jenis NMAX dan PCX terparkir. Motor yang masuk kategori mewah di Indonesia inilah yang banyak lalu-lalang di jalanan kota Jeju. Sekali juga saya mendapati sepeda motor mewah produksi Ferrari dijadikan sebagai angkutan Gojek.  Wah... luar biasa.

Sungai yang membelah kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.
Sungai yang membelah kota Jeju. Sumber: dok.pribadi.

Sungai seringkali menjadi tempat pembuangan sampah warga. Segala jenis limbah biasanya teronggok tak beraturan di permukaan dan bantaran sungai. Namun, di kota Jeju, sungai sepertinya hidup nyaman layaknya manusia. Sungai justru sangat asri. Bebas sampah. 

Saat menjelajahi jalanan kota Jeju, dua kali saya melintasi jembatan kota. Di bawahnya ada sungai kering tak berair. Luar biasanya, tak ada satu pun sampah yang terlihat. Hanya bebatuan, rerumputan dan semak belukar yang seolah tumbuh dengan nyaman tanpa gangguan sampah.

Benar-benar pengalaman hidup yang tak ternilai. Meskipun warga kota Jeju telah hidup dengan dukungan teknologi canggih dan seperti hidup dengan gaya soliter, sibuk dengan urusan masing-masing, tetapi mereka menerapkan kedisiplinan tinggi dalam beraktifitas dan merawat lingkungan.

Konsep hidup eco friendly sangat ditunjukkan oleh warga Pulau Jeju dan Korea Selatan pada umumnya. 

Selamat pagi.

Kota Jeju, Korea Selatan, 01 September 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun