Di kota Jeju, pejalan kaki tidak sembarangan menyebrang. Sudah ada perlintasan atau crosswalk bagi pejalan kaki.Â
Saya beberapa kali harus jeli melihat crosswalk dan lampu indikator penyebrangan. Ketika sinyal lampu hijau menyala, kita menyebrang. Jika masih merah, kita berhenti sejenak.Â
Di beberapa crosswalk, kadang tidak ada lampu indikator penyebrangan, biasanya di bagian lorong jalan. Namun, kita tetap menyebrang pada jalur berwarna merah bergaris putih dengan memperhatikan arus kendaraan dari kedua arah.
Crosswalk tanpa indikator penyebrangan ini juga ada di depan apartemen yang kami tempati.Â
Jalan kaki adalah metode utama aktivitas warga kota Jeju. Dari pagi hingga malam, pejalan kaki memadati setiap sisi jalanan.Â
Jalan kaki sama ramainya dengan ribuan mobil mewah, taksi dan bus yang melintasi jalanan kota Jeju.
Selain jalan kaki, pemandangan umum di kota Jeju adalah banyaknya sepeda dan sepeda listrik yang terparkir di bahu jalan. Ini adalah sepeda yang disiapkan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai moda transportasi publik. Warga bebas menggunakannya selama memiliki KTP Korea Selatan.
Uniknya lagi, sepeda ini aman terparkir di mana saja. Tak ada aksi pencurian sepeda. Benar-benar kota yang aman.Â
Jumlah kendaraan di kota Jeju memang sangat banyak. Khususnya mobil. Tak tanggung-tanggung, merek mobil prestisius di dunia banyak terparkir di sepanjang bahu jalan di kota Jeju.