Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan Kaki dan Mencicipi Kuliner Khas Korea di Seoul

29 Agustus 2024   06:50 Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan kantor APCEIU-UNESCO. Sumber: dok. pribadi. 

Kota Seoul memberikan pengalaman menarik bagi kami para guru yang mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea. Gedung-gedung pecakar langit ada di mana-mana. Tetapi gedung ini bukanlah mall atau hotel semata. Melainkan apartemen dan rumah susun sebagai tempat tinggal warga Korea Selatan.

Jalan yang bersih dengan keteraturan lalu lintas yang baik. Hmmm... sepertinya mobilitas warga Korea Selatan berjalan dengan baik dengan tingkat keàÀdisiplinan mereka mematuhi aturan dan menjalankan budayanya dengan konsisten.

Di depan kantor APCEIU-UNESCO. Sumber: dok. pribadi. 
Di depan kantor APCEIU-UNESCO. Sumber: dok. pribadi. 

Dari kantor APCEIU-UNESCO, kami mencoba belanja murah di Daiso. Jaraknya hanya sejauh lembaran batu dari halaman kantor APCEIU. 

Dan memang benar, barang-barang di Daiso murah meriah. Barang belanja pertam saya di Seoul pun di toko ini. Saya membeli tumbler seharga 1.000 won dan wadah makanann seharga 2.000 won.

Makan siang perdana kami di APCEIU langsung disajikan makanan khas Korea. Terasa aneh di lidah untuk pertama kalinya. Namun, rasa penasaran akan kimchi akhirnya terjawab juga. Selama ini saya hanya mengikuti tentang kimchi lewat tayangan dokumentasi dan konten para YouTuber.

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Berdasarkan informasi dari Ms Danielle, menu kuliner Korea perdana kami terdiri atas beberapa nama yang unik. Berikut ini nama-nama dari makanan tersebut.

  • Ssam bap (left top)
  • Bosam (right top)
  • Beosut bokkeum (mushroom side dish)
  • Jeon (korean pancack)
  • Mixture of nuts
  • Kimchi
  • Beanpaste marinated Green pepper (right bottom)
  • Live squid fermented spicy dish (right bottom)
  • Soysauced Root of a lotus flower (right bottom)

Oya, makanan tersebut adalah non halal food. Untuk rekan-rekan Muslim, APCEIU telah menyiapkan paket makanan tersendiri dengan bahan baku tidak mengandung makanan non halal.

Aktifitas jalan kaki di Korea Selatan. Sumber: dok. pribadi. 
Aktifitas jalan kaki di Korea Selatan. Sumber: dok. pribadi. 

Salah satu agenda pada program pertukaran guru ini adalah membuka rekening bank Korea. Ms Kim Seungmin atau yang akrab kami panggil Danielle mengajak kami menuju kantor pos Korea (Korean Pos) untuk membuka rekening bank Korea.

Pada hari pertama di Seoul, Senin (26/8/2024), Danielle mengajak saya dan pak Jufrianto untuk mengurus dokumen tersebut. Kami bertiga naik taksi dari kantor APCEIU menuju Kantor Pos. Danielle memesannya lewat aplikasi. Mirip pesan Grab di Indonesia. 

Wah, taksinya luar biasa. Sopir ramah, kabin super bersih. Transaksi elektronik dan sopir menggunakan aplikasi map. Kami cukup menjadi pendengar setia terhadap perbincangan penuh keakraban antara sopir taksi dan Danielle. Maklum, kami belum paham untuk komunikasi bahasa Korea. Hehehe....

Tiba di Kantor Pos, Danielle membangun komunikasi dengan petugas pos. Setelah mengisi beberapa lembar form dan menunggu kurang lebih sejam, ternyata ada kendala teknis. Dengan demikian nomor rekening bank untuk kami gagal dibuat. Danielle meyakinkan untuk mengupayakannya lagi esok hari. 

Pada hari kedua keesokan harinya, pukul 08.30, dari tempat penginapan kami di Hotel Ramada Sindorim, Danielle memesan dua taksi untuk sarana transportasi kami menuju Kantor Pos. Hujan rintik-rintik menyambut kami. Puji Tuhan, payung sudah tersedia.

Ada kejadian unik di ketika kami sedang menunggu taksi. Tiba-tiba ada kecelakaan di depan kami. Sebuah taksi bertebaran dengan kendaraan warga. Tidak ada ketegangan. Komunikasi di antara keduanya berjalan dengan baik hingga petugas datang untuk memgevakuasi kedua kendaraan.

Kami melanjutkan perjalanan ke kantor Pos menggunakan dua taksi. Oya, kami terbagi dua rombongan. Tujuh dari kami bergerak di bawah tuntunan Danielle.

Semua urusan administratif terkait pembukaan rekening Bank Korea pada akhirnya berjalan dengan baik dan lancar. Resmi sudah kami memiliki rekening Bank Korea untuk tiga bulan selama menjalankan tugas di Korea Selatan. Tunjangan hidup akan ditransfer APCEIU ke rekening bank Korea.

Perjalanan pulang dari kantor pos menuju kantor APCEIU kembali menggunakan taksi mengingat jarak yang lumayan jauh. Namun, sebelum naik taksi kami sempat menukarkan uang rupiah kami di mesin money changer yang tersedia di pinggir jalan depan kantor pos. Simple dan praktis.

Selain itu, kami berkesempatan melihat lalu lintas ramai pejalan kaki di perempatan jalan. Ah, luar biasa. Salut sama warga Korea Selatan yang konsisten jalan kaki dalam beraktifitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun