Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pasar Lekke' Simbuang yang Terpencil dan Mempesona

19 Agustus 2024   16:49 Diperbarui: 19 Agustus 2024   16:54 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga menjual kopi di pasar Lekke'. Sumber: diolah dari Sahabat Solata Channel

Kecamatan Simbuang di Kabupaten Tana Toraja. Tidak hanya populer karena medannya yang menguji adrenalin. Pesona bentangan alam dan kearifan lokal masih melekat kuat di sana. 

Banyak cerita yang akan ditemui ketika menginjakkan kaki di kecamatan Simbuang. Salah satunya keberadaan salah satu pasar tradisional, pasar Lekke'. Pasar ini berlokasi di kampung Lekke' yang sekaligus menjadi ibu kota kecamatan. Pasar Lekke' berada dalam wilayah pemerintahan Kelurahan Sima. 

Walaupun sudah berstatus kelurahan, tetapi Sima masih menyimpan satu kampung terjauh bernama kampung Pabatan. Untuk menjangkau kampung ini, harus ditempuh dengan berjalan kaki, naik kuda atau naik motor trail selama berjam-jam. 

Situasi inilah yang memberikan keunikan tersendiri bagi para pengunjung pasar Lekke'. Warga dari Pabatan akan berjalan kaki atau menuntun kuda-kuda mereka selama berjam-jam untuk bisa datang bertransaksi di pasar Lekke'. 

Kehadiran kuda-kuda lokal dengan muatan hasil alam inilah yang memberikan pemandangan asli peradaban lokal yang masih tersisa di Simbuang. Ada kopi robusta dan arabica yang telah dikuliti secara manual. Pemandangan warga dengan ciri khas sarung akan mewarnai sebagian besar pengunjung pasar. Laki-laki, perempuan, tua, muda hingga anak-anak kental dengan selimut sarung. 

Tenun Simbuang adalah warna tersendiri keragaman pemakai sarung di pasar Lekke'. 

Jika ada aral di tengah perjalanan, maka warga dari Pabatan atau warga dari kampung lain bisa saja menemui pasar yang telah bubar menjelang tengah hari. 

Artinya, untuk bisa menikmati suasana pasar Lekke' warga harus berkejaran dengan waktu. Pasar ini memang hanya beroperasi beberapa jam saja. Dari pagi hingga menjelang tengah hari. 

Di pasar Lekke', kita akan menjumpai banyak warga yang masih mencari dan membeli minyak tanah sebagai bahan bakar. Jergen-jergen mungil lusuh akan menjadi tas tambahan warga. Kondisi ini berlatar belakang wilayah Simbuang belum tersentuh aliran listrik PLN secara menyeluruh. Adapun listrik PLN baru beroperasi di San sejak minggu ini. 

Berbicara kuliner di pasar Lekke, tentunya banyak didominasi oleh kue lokal warga di sana. Kalaupun ada kue modern, dibawa oleh para pedagang dari luar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun