Canda tawa yang sebelumnya rendah tiba-tiba menyulut emosi saya saat mendengar kata bodoh. Saya pun berteriak pada pembicaraan tersebut.Â
Ketika pembicaraan telepon terputus, tak ada kata maaf. Beberapa waktu kemudian kami dipertemukan di sebuah acara keluarga. Ia memeluk saya minta maaf. Hanya semata, oleh karena masih teringat kata bodoh yang dilontarkan ke saya, pelukan saya membalasnya terasa dingin. Saya masih belum bisa menerima kata itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!