Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kopi Pahit, Cara Simpel Lepas dari Gula dan Garam

30 Juli 2024   20:19 Diperbarui: 30 Juli 2024   20:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir kopi pahit. Sumber: dokumentasi pribadi

Gula dan garam adalah dua unsur yang selalu dicari lidah manusia. Gula membuat makanan yang masuk mulut nyaman dikunyah dan ditelan. Garam mendorong minat untuk makan lebih banyak.

Gula dan garam sejatinya baik untuk kesehatan ketika dikonsumsi dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan harian. Hanya saja, animo perkembangan membuat konsumsi gula dan garam melebihi takaran tersebut. 

Aneka jenis makanan modern cepat saji selalu berbaur dengan bahan baku gula dan garam yang berlebih. Semakin lama dikonsumsi semakin enak pula terasa. Pada akhirnya, tubuh mendapatkan efek negatif dari perilaku konsumsi gula dan garam yang tak berimbang dengan kebutuhan kesehatan.

Kebanyakan gula membuat diabetes mengintai. Demikian pula garam yang terlalu banyak, tekanan darah tinggi hingga asam urat pun mengintip.

Tiga tahun yang lalu memberikan sinyal lampu kuning pada saya. Pengalaman pribadi ketika terlalu banyak konsumsi gula dan garam berefek pada sejumlah gejala yang merembet ke masalah kesehatan.

Konsumsi gula berlebih lewat makanan manis, minuman berkarbonasi, tambahan gula pada kopi mulai memberikan dampak obesitas. Perut saya mulai buncit. Ukuran celana yang sebelumnya 30 melonjak ke 36 hanya dalam waktu 2 tahun.

Obesitas bisa memicu diabetes dan hipertensi pula dan kondisi yang mirip juga ditimbulkan oleh konsumsi garam yang tidak normal.

Kelebihan konsumsi garam membuat tenggorokan terasa kering, gerah dan sedikit mempengaruhi kondisi emosional. Hal ini karena konsumsi tinggi garam penyebab rasa asin pada daging panggang, ikan bakar hingga dendeng dan ikan kering memicu hipertensi.

Emosi kadang labil, mudah tersinggung dan kerap kurang sabar.

Paling parah ketika asam urat menyapa efek konsumsi makanan asin yang berlebih.

Selain dari makanan harian di rumah, kerupuk rasa asin banyak pula terpajang di Indomaret, Alfamidi dan toko sejenisnya. Jika tak tahan godaan, tentu akan membuat leher minta terus menelan.

Makanan asin memang memberikan tantangan meningkatkan nafsu makan. Nafsu makan tinggi, kesehatan terdampak.

Lalu, saya menemukan sebuah artikel hasil penelitian di Amerika yang memberikan keterangan tentang intervensi penderita asam urat, rematik dan penyakit jantung kepada 900 orang selama 30 hari.

Selama 30 hari, setiap orang wajib mengonsumsi secangkir kopi pahit. Artinya, murni kopi tanpa campuran apapun. Setelah 30 hari, semua pasien dinyatakan mengalami kesembuhan.

Dari temuan tersebut, saya mencobanya. Setiap hari saya minum secangkir kopi pahit. Oleh karena selam puluhan tahun selalu minum kopi manis, maka selama beberapa hari agak sulit menelan kopi pahit.

Lama kelamaan saya mulai terbiasa. Dan sekitar 3 bulan kemudian asam urat saya sembuh tanpa jejak hitam di punggung kaki.

Selain itu, tak ada lagi gejala kram atau nyut-nyut selepas konsumsi daging di pergelangan jempol kaki. 

Rutin minum kopi pahit setiap hari kemudian mempengaruhi kegiatan saya dalam hal konsumsi. Di setiap acara saya selalu meminta kopi pahit. Hal ini banyak membantu saya dalam menekan konsumsi gula meskipun masih sesekali menikmati makanan berbahan dasar gula.

Pun demikian dengan konsumsi garam. Bagian belakang leher tidak lagi keras dan panas efek hipertensi. 

Konsumsi ruti kopi pahit kini membantu menurunkan berat badan. Ukuran perut mulai berkurang pula.

Di samping konsumsi kopi pahit, secara berkala pula saya mendampinginya dengan konsumsi buah segar untuk membantu mulut terbiasa tanpa gula buatan.

Demikian pengalaman singkat saya terhindar dari konsumsi gula dan garam berlebih. Mungkin tidak cocok bagi banyak orang. Tetapi telah memberikan dampak positif bagi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun