Di bench, Messi tak kuasa menahan kesedihannya. Sebagai kapten timnas Argentina, ia bertanggung jawab penuh untuk timnya. Ia menangis dan sedih karena tak mampu menuntaskan laga final yang sangat berharga baginya. Terlebih, ketika Messi kelaur, skor masih 0-0 dan Kolombia mendominasi pertandingan. Sebagai manusia biasa, Messi tentu tak rela timnya gagal di final.
Pergelangan kaki Messi memang bengkak. Secara normal, tak mungkin bisa melanjutkan pertandingan hingga 90 menit. Sekiranya Messi dipaksa bermain hingga peluit akhir, bukan tak mungkin Tango bisa larut dalam kesedihan yang sesungguhnya.
Beruntunglah, kesedihan Messi berbuah manis ketika Lautaro Martinez mampu mencetak gol di menit ke-112 extra time. Tanis sedih Messi menjelma menjadi tangis bahagia.Â
Argentina menjadi juara Copa America dan Lionel Messi menahbiskan diri dengan rekor pemain terbanyak mengoleksi gelar juara sebanyak 45 trofi juara. Ia adalah pemain sepakbola tersukses sepanjang sejarah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H