Daun sirih yang memiliki 3 urat berbanding 4 atau 4 pasang urat tak bisa juga digunakan, apalagi jika hanya  2 pasang urat daun saja.Â
Dalam pelamaran tradisional Toraja di masa lalu, jika urat pada daun sirih tidak sesuai, maka lamaran bisa tertolak. Pihak keluarga perempuan akan mempelajari semua daun sirih yang dibawa keluarga laki-laki.
Intinya, daun sirih yang dibawa oleh keluarga laki-laki memuat gambaran filosofis kehidupan rumah tangga yang akan dibinanya di masa akan datang. Harmonis tidaknya rumah tangga mereka sudah digambarkan oleh daun sirih yang dibawa.
Saking vitalnya daun sirih dengan urat khusus ini, sehingga membuat pihak keluarga laki-laki wajib teliti ketika memetik daun sirih untuk digunakan sebagai bagian pokok pelajaran secara adat.Â
Di masa modernisasi saat ini, sirih mulai jarang ditemukan. Cara tercepat adalah dengan membeli di pasar-pasar tradisional. Sirih yang dijual di pasar, pada setiap paketnya, kadang hanya memuat 2-3 lembar saja yang memiliki pertemuan 3 urat daun. Sehingga, memang betul-betul diteliti.
Seorang laki-laki yang akan melakukan pelamaran secara adat Toraja, menyiapkan 12 ikat daun sirih. Setiap ikatan berisi minimal 3 lembar daun sirih. Pada umumnya, tiap ikatan berisi 3-5 lembar, sesuai kesepakatan dengan keluarga pihak perempuan.
Daun sirih diikat dengan benang dari pelepah pisang kering. Selanjutnya digabungkan dengan 12 biji buah pinang, 12 buah sirih, dan 12 gulungan tembakau kering.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H