Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Daun Sirih dalam Lamaran Secara Adat Suku Toraja

8 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 8 Juli 2024   19:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun sirih banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional di kampung-kampung. Tanaman yang memiliki nama binomal piper betle dalam famili piperaceae ini juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik. Para  wanita pasti sudah tidak lazim dengan sejumlah merek kosmetik pembersih khusus kaum hawa.

Kegiatan yang menyangkut adat dan budaya, juga banyak terkait erat dengan daun sirih, khususnya di daerah yang masih memelihara tradisi setempat. 

Bagi warga suku Toraja, daun sirih memiliki posisi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Daun sirih yang dibudidayakan secara tradisional di pekarangan rumah banyak dimanfaatkan orang tua suku Toraja untuk campuran ketika mengunyah buah pinang dan kapur serta gulungan tembakau kering. Aktifitas yang disebut ma'pangngan ini setiap hari butuh daun sirih dan buah sirih. 

Tak kalah pentingnya adalah daun sirih yang dikenal suku Toraja dengan sebutan baulu atau bolu, mengambil peran sakral pada setiap kegiatan adat, baik dalam tradisi rambu solo' (kedukaan) maupun rambu tuka' (syukuran dan perkawinan). 

Secara khusus dalam tradisi lamaran secara adat, daun sirih atau bolu wajib ada sebagai isi utama paket hantaran yang disebut pangngan. 

Daun sirih memiliki makna filosofis tinggi dalam pertunangan hingga perkawinan suku Toraja. Oleh karena makna tersebut, makna tidak semua daun sirih bisa digunakan untuk hantaran lamaran. Hanya daun sirih tertentu dengan syarat khusus. 

Adapun ciri daun sirih yang bisa digunakan adalah yang memiliki tiga pasang urat daun yang mana setiap ujung pangkal uratnya bertemu. Jika pada selembar daun sirih ketiga pasang urat ada yang ujungnya tidak bertemu maka tak bisa digunakan. 

Maksud dari ketiga pertemuan pangkal urat daun adalah agar rumah tangga yang akan dibina kelak bisa harmonis dan sejahtera. Jika hanya ujung pangkal urat daun sirih yang bertemu hanya bagian paling bawah, maka dimaknai dengan pemahaman bahwa rumah tangga yang dibina nantinya hanya mementingkan urusan nafsu belaka. Pun demikian jika hanya urat paling atas yang bertemu, pasangan dalam rumah tangga hanya mementingkan ego lewat pikirannya. 

Daun sirih yang memiliki 3 urat berbanding 4 atau 4 pasang urat tak bisa juga digunakan, apalagi jika hanya dua pasang urat daun saja. 

Saking vitalnya daun sirih dengan urat khusus ini, sehingga membuat pihak keluarga laki-laki wajib teliti ketika memetik daun sirih untuk digunakan sebagai bagian pokok pelajaran secara adat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun