Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tolak Rayuan Bos dengan Bekerja Profesional Tanpa "U di Balik B"

5 Juli 2024   16:36 Diperbarui: 6 Juli 2024   07:01 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI perbincangan bawahan dengan bos | Pexels.com/Antoni Shkraba

Sebagai bawahan, pasti akan selalu tunduk pada perintah atasan. Apakah ia manajer, direktur, kepala, ketua atau apapun namanya, intinya ia adalah bos. 

Menolak permintaan bos, bisa saja berdampak buruk. Kalau tidak dipecat, kemungkinan turun jabatan, tunjangan tidak cair, gaji tidak naik, atau kena mutasi. Katanya, menjadi bawahan itu harus pintar mengambil hatinya bos agar karir menanjak. 

Sudah seringkali terdengar di tengah masyarakat, baik lewat media maupun cerita dari mulut ke mulut bahwa si A kaya karena ia menjadi simpanan bos. Si B naik jabatan dengan cepat karena ada hubungan spesial dengan bos. Dan masih banyak lagi. 

Kadangkala, efek termakan rayuan gombal bos, seorang bawahan harus mengorbankan sisi terbaik pada dirinya. Tak jarang pula, bawahan menjadi korban tindakan pidana demi menghilangkan "jejak nakal" si bos. 

Lalu, ketika dunia politik Indonesia dicengangkan oleh ketua KPU Hasyim Asy'ari yang diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) karena kasus tindakan asusila kepada seorang wanita yang bertugas sebagai anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda, mata kita terbuka bahwa ada masalah dalam lingkungan kerja yang selama ini "mendekam." Tindakan asusila yang terjadi pada bulan Oktober 2023 tersebut baru terendus setelah Hasyim dituntut oleh korban karena tidak memenuhi janji manis. 

Hasyim dalam posisinya sebagai bos KPU tidak hanya memiliki bawahan dalam negeri saja, melainkan terdapat pula di luar negeri. Berbekal jabatan bos, tentunya orang-orang di bawahnya akan tunduk. 

Inilah yang menimpa pelapor korban asusila dari Hasyim. Wanita muda berinisial C.A.T. awalnya mengikuti permintaan bosnya yang saat itu berkunjung ke Belanda. Namanya bawahan, tentu akan patuh pada perintah bos. 

Harus diakui bahwa korban paling rentan dan paling banyak dari rayuan gombal bos adalah kaum hawa. Mereka seringkali dijadikan sasaran kebutuhan syahwat oleh sang bos. 

Semua orang yang menjadi bawahan tentunya hanya berniat bekerja dengan baik. Menjadi bawahan memang seperti hidup di antara pedang bermata dua. Menolak rayuan bos, karir bisa berakhir. Mengikuti permintaan bos, bisa sukses besar tapi harga diri ternoda.

Menindaklanjuti rayuan bos yang kadang "nakal" dan membuat bertekuk lutut. Seseorang wajib mempertahankan pekerjaan sambil tetap menolak rayuan bos dengan berwibawa. Sebab, tidak menutup kemungkinan, makin sering bos melakukan permintaan dengan label menyelesaikan pekerjaannya, apalagi jika harus dilakukan di ruang kerja atau kamar bos, maka sebenarnya di balik rayuan itu, terdapat hasrat "nakal" yang terselubung.

Beberapa hal tindakan bos seperti memberikan komentar genit secara langsung atau lewat aplikasi chat, undangan menemani atau makan bersama terus-menerus, rayuan bersifat seksual, tawaran bonus besar, hingga sentuhan fisik yang sensual mungkin bisa saja pernah menimpa Anda. 

Dengan demikian, seorang bawahan mesti memiliki trik menghadapi rayuan bos.

Jangan Mudah Terbuai Pujian

Siapa sih yang tidak bangga ketika menerima pujian dari bos di lingkungan kerja. Tetapi ingat, jangan terlalu lama terbuai dengan pujian. Karena tak menutup kemungkinan dari pujian tersebut akan mengarah ke hal-hal yang sensitif yang bisa merugikan diri-sendiri.

Tolak dengan Tegas dan Halus

Seorang bawahan seringkali menerima kalimat ketertarikan bos kepadanya. Jika Anda seorang bawahan yang masih membujang, sebaiknya jangan pernah menyampaikan status Anda secara terbuka kepada si bos. Ini bisa membuka peluang adanya tindakan tindak pidana asusila nantinya. Tolak dengan tegas, misalnya dengan ungkapan Anda sudah punya tunangan. Bisa pula dengan memuji balik sang bos yang disertai dengan ucapan terima kasih yang memuat penolakan secara halus.

Ketika bos memberikan undangan makan malam berdua, tolak dengan baik dan sopan. Jika pun tidak ingin mengecewakan bos, kenapa tidak memberikan kejutan kepada bos dengan mengajak orang lain untuk ikut. Dengan demikian, status Anda akan aman dari "serangan" pribadi sang bos.

Hindari Menggunakan Kesempatan 

Harga diri seringkali dikorbankan hanya untuk memenuhi kebutuhan material dan gaya hidup. Sehingga, sebagai bawahan yang baik, jangan terbuai dengan kemewahan dan bonus besar hanya untuk memenuhi keinginan bos. Jika ini terjadi, sama saja dengan membuka jalan bagi si bos untuk melakukan  praktik serupa di masa akan datang.

Bekerja Profesional

Tak ada cara lain untuk menghindari rayuan bos selain bekerja profesional. Fokus pada tupoksi yang diberikan sesuai jenjang pekerjaan. Sampaikan bahwa tugas Anda masih banyak yang dikejar deadline. Jika memang terpaksa, apa boleh buat, sebaiknya tinggalkan lingkungan kerja yang berpotensi merusak masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun