Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Hati-Hati Melintas di Jalan Trans Sulawesi Poros Enrekang - Toraja

5 Juli 2024   08:58 Diperbarui: 5 Juli 2024   10:56 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan mengantre di tanjakan Baturampun, Anggeraja, Enrekang. (Sumber: dokumentasi pribadi.)

Musim hujan dengan intensitas tinggi yang melanda kawasan Kabupaten Enrekang sejak awal tahun 2024 hingga saat ini meninggalkan sejumlah titik kerusakan. Selain banjir bandang yang pernah menerjang kota Enrekang pada akhir bulan April, tanah longsor juga banyak terjadi di daerah yang dikenal sebagai kabupaten penghasil sayuran dan bawang terbesar di Sulawesi Selatan ini.

Jejak dampak tanah longsor masih tersisa hingga kini. Tanah yang labil dari arah tebing masih terus bergerak menutupi badan jalan. Pemandangan ini nampak jelas di wilayah kecamatan Enrekang hingga Kecamatan Cendana. 

Pengendara yang melintas dan warga sekitar lokasi longsor tetap dalam keadaan waspada setiap saat. Tanah longsor tidak bisa diprediksi. Kadang terjadi saat matahari sedang panas terik.

Selain tanah longsor yang, kondisi terkini yang banyak dijumpai adalah banyaknya titik jalan amblas. Puluhan sisi jalan yang berbatasan dengan tebing kini telah dipasangi tali pembatas peringatan untuk berhati-hati.

Di sepanjang ruas jalan dari Kecamatan Alla yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja hingga Kecamatan Cendana menuju poros Kabere-Malimpung di Kabupaten Pinrang, titik jalan amblas dan rusak cukup banyak.

Terdapat pula beberapa kilometer jalan nasional dalam kondisi berlubang dan berbatu. Khusus di sekitar Bambapuang hingga Cakke, jalan rusak dan berlubang akan banyak mempengaruhi mobilitas pengendara. 

Sisanya adalah ruas jalan yang masuk kategori jalan nasional ini sedang dalam tahap perbaikan, yakni penambalan aspal pada jalan yang rusak. Khususnya di ruas jalan Kecamatan Cendana, Enrekang dan Anggeraja.

Kurang lebih 35 titik jalan amblas dan longsor yang wajib diwaspadai ketika melintas dari arah Pinrang-Kabere-Enrekang-Toraja. Dari ke-35 titik ini, ada 9 titik yang jalan amblas yang berpotensi menimbulkan kemacetan panjang saat jalan kembali amblas. 

Upaya perbaikan jalan yang amblas terus digenjot oleh pemerintah. Hingga saat ini, sembilan titik terparah sedang dalam tahap pekerjaan. 

Sisi tebing jalan amblas dikeruk excavator sedalam lebih 10 meter. Selanjutnya, dilakukan penguatan tebing dengan cara pemasangan terpal pada setiap lapisan timbunan. Pemasangan terpal ini cenderung lebih efektif dibandingkan dengan tahun atau pemasangan buronjong. Mengingat semua jalan amblas di Enrekang ini tanahnya gembur, berair, dan berpasir. 

Kendaraan mengantre di tanjakan Baturampun, Anggeraja, Enrekang. (Sumber: dokumentasi pribadi.)
Kendaraan mengantre di tanjakan Baturampun, Anggeraja, Enrekang. (Sumber: dokumentasi pribadi.)

Akibat perbaikan jalan yang masih sementara berlangsung, maka mobilitas pengendara dan warga yang melintas ikut terdampak. Sistem buka tutup jalan harus dilakukan secara berkala. Jalan sempit, labil, dan becek yang disediakan pekerja proyek jalan di sisi tebing hanya bisa memuat satu kendaraan.

Pemandangan antrean panjang hingga mencapai 1 kilometer dari dua arah telah terjadi setiap hari pada kurun waktu 2 minggu terakhir di kampung Baturampun, Kecamatan Anggeraja. 

Ruas jalan menikung dan sedikit menanjak ini sejak lama sudah menunjukkan tanda amblas. Kira-kira sudah lebih 10 tahun hanya dilakukan penambahan material bebatuan ketika terjadi amblas.

Ruas jalan ini makin parah setelah memasuki bulan Mei 2024. Akhirnya, pemerintah mulai melakukan perbaikan besar. Ternyata, pergerakan badan jalan yang selalu berair ini justru membuat longsor. 

Oleh karena tak ada jalur alternatif lain menuju Makassar dan sebaliknya, maka diambillah opsi mengeruk sisi tebing. Dampaknya adalah antrean panjang setiap hari hingga saat ini. Meskipun terus ditimbuni setiap saat dengan material bebatuan, jalan labil dan terus basah membuat jalan juga terus turun akibat beban jalan dan sisi tebing yang terus dikeruk.

Terjebak antrean panjang kendaraan di Baturampun, Anggeraja, Enrekang. (Sumber: dokumentasi pribadi.)
Terjebak antrean panjang kendaraan di Baturampun, Anggeraja, Enrekang. (Sumber: dokumentasi pribadi.)

Pada perjalanan menuju Makassar awal minggu ini, saya menikmati antrean panjang satu kilometer. 2,5 jam waktu menunggu untuk bisa lolos dari jabatan antrean karena pemberlakuan sistem buka tutup jalan. 

Ketika kembali dari Makassar menuju Toraja dua hari kemudian, saya kembali larut dalam antrean lebih dari satu jam di Baturampun. Antrean pada pukul 10 malam tersebut bukan terjadi karena panjangnya antrean. Melainkan adanya satu truk tongkang bermuatan pasir menuju Toraja yang terjebak dalam kubangan lumpur berbatu di sisi tebing jalan alternatif. Kondisi cuaca hujan seharian dan masih rintik-rintik ikut mengganggu kondisi jalan.

Keadaan antre makin panjang ketika satu bus AKDP scania trayek Toraja-Makassar tak kuat menanjak karena jalan makin becek setelah hujan. Sekelompok warga sekitar yang bertugas menjadi "piket dadakan" berupaya membantu perbaikan jalan dengan cara menimbun jalan berlubang menggunakan bahan yang ada di sekitarnya.

Saya salut dengan warga sekitar dan pekerja proyek yang senantiasa memberikan kemudahan bagi ambulans yang akan lewat. Prioritas ini diberikan, termasuk mobil jenazah. Sisanya, mereka memberikan prioritas bagi pejabat negara yang akan lewat yang mana mereka dikawal oleh mobil patroli kepolisian.

Sehingga, bagi siapapun yang akan melintas dari arah Toraja menuju Makassar dan arah sebaliknya, sebaiknya waspada dan berhati-hati sepanjang melalui ruas jalan di Kabupaten Enrekang. 

Kesabaran saat mengantre wajib diprioritaskan. Jika berniat menerobos antrean, bisa berakibat fatal, yakni terjadi tabrakan dari sisi berlawanan karena sistem buka tutup dan kendaraan dari arah berlawanan kadang tak terlihat mengingat jalan menikung, terutama di siang hari.

Antrean kendaraan dengan sistem buka tutup jalan juga masih sementara berlangsung di Kulinjang, Kecamatan Enrekang. Perbaikan dua titik jalan amblas masih sementara berlangsung di sana, yakni pengerukan sisi tebing dan pemasangan terpal timbunan. 

Jika berkenan, pengendara yang melintas bisa meninggalkan selembar uang dua ribuan atau lebih untuk pembeli rokok warga sekitar yang menjadi "piket dadakan" di setiap titik antrean.

#savetrip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun