Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pesona Sapi-Sapi Liar di Lembang Bau, Bonggakaradeng

25 Juni 2024   14:25 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:36 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi kepala Lembang Bau/Karman Loda

Kabupaten Tana Toraja dikenal identik dengan wisata budaya dan pemandangan alam. Wilayah yang dominan dikunjungi wisatawan berada di sekitar jalan trans Sulawesi. 

Dengan topografi wilayah berupa pegunungan ditunjang cuaca dingin, Tana Toraja pun dikenal sebagai penghasil dan konsumen kerbau tertinggi di Sulawesi. Sebagian besar warga asli Toraja memang masih memelihara kerbau. Selain untuk dijual, peruntukannya adalah untuk acara adat Rambu Solo' (upacara kematian).

Tetapi, ada satu wilayah di Tana Toraja yang memiliki pesona dan keindahan alam yang tak kalah istimewa. Lokasi ini berada di Kecamatan Bonggakaradeng, tepatnya di Lembang (desa) Bau.

Di Lembang Bau ini pula terdapat objek wisata alam yang tengah diviralkan oleh para pengunjung, termasuk YouTuber sekelas Kristian Hansen. Objek wisata Ollon menjadi tujuan wisata bagi pecinta alam.

Tapi saya tidak akan membahas wisata alam Ollon yang tengah naik daun. Ada pemandangan lain yang cukup menarik perhatian saya, yakni keberadaan sapi-sapi liar di sana. 

Warga Bau memang sejak lama telah beternak sapi dengan cara dilepasliarkan di alam. Sehingga tidak mengherankan bila berkunjung ke kawasan Bau, jejak sapi banyak ditemui. 

Sumber: Dokumentasi kepala Lembang Bau/Karman Loda
Sumber: Dokumentasi kepala Lembang Bau/Karman Loda

Kondisi alam di Bau memang kontras dengan wilayah lainnya di Tana Toraja. Diakibatkan oleh suhu panas seperti di kota Makassar, maka di Bau jarang ditemui adanya pepohonan dan hutan.

Sejauh mata memandang hanya deretan perbukitan berhiaskan padang sabana luas dan kelompok tanaman perdu. Pepohonan khas daerah panas berkumpul di titik tertentu. 

Kondisi inilah yang melatarbelakangi kampung Bau memiliki jumlah ternak sapi liar yang banyak. Setiap kepala keluarga memiliki kawanan sapi liar tersendiri. Setiap sapi diberi kode unik. Ada yang pakai lonceng dan Ada pula yang hanya diberi tanda seadanya. 

Uniknya, sapi-sapi ini mengenali siapa pemiliknya. Dalam waktu tertentu, pemilik sapi mengunjungi ternaknya di sela-sela perbukitan. Dengan menggunakan siulan atau bunyi tersendiri, sapi-sapi akan berdatangan mengendus pemiliknya. Biasanya di tangan pemilik ada ember berisi air garam. 

Sumber: Dokumentasi kepala Lembang Bau/Karman Loda
Sumber: Dokumentasi kepala Lembang Bau/Karman Loda

Tidak semua sapi liar mudah dijinakkan atau ditangkap ketika dibutuhkan. Suasana menarik ketika warga bergotong-royong untuk menangkap sapi liar. Tidak mudah untuk menjinakkan sapi liar di alam bebas. Sehingga warga terbagi atas beberapa kelompok pria dewasa mengepung lokasi sapi dari berbagai penjuru. 

Sela-sela perbukitan tertentu telah dijadikan lokasi penangkapan. Sekelompok sapi yang dibutuhkan digiring ke lokasi yang telah ditentukan. Kadang, sekelompok anjing warga ikut membantu menggiring kawanan sapi liar. 

Penangkapan sapi liar dilakukan dengan ekstra hati-hati. Tali jerat disiapkan untuk menjerat kaki dan tanduk sapi. Jika sudah tertangkap, sapi akan ditutup matanya dengan sobekan karung. Hal ini untuk memudahkan sapi ketik dibawa ke kampung, atau dinaikkan ke kendaraan jika hendak dijual kelia kampung. 

Sapi liar dari Ollon hidup secara alamiah di alam bebas. Sehingga dagingnya pun memiliki aroma dan serat yang lebih enak dari daging sapi yang diternakkan ala rumahan. 

Sapi liar Ollon banyak menghiasi perbukitan di objek wisata Ollon bersama kuda dan kerbau liar. Tidak mengherankan bila berkemah di bukit Ollon, akan kedatangan sapi liar mengendus tenda. 

Pemandangan yang sama akan ditemui di sekitar pinggir sungai berpasir putih yang menyerupai pantai mini. Pertigaan sungai pertemuan antara singai Sa'dan dan sungai Masuppu' seringkali menjadi spot pertemuan sapi-sapi liar.

Dan, satu lagi, banyak sapi liar warga bersolek di sekitar rumah, bahkan di bawah kolong rumah. Mereka jinak dan seolah bergaul dengan warga dan para pendatang.

Metode peternakan tradisional sangat erat kaitannya dengan kearifan lokal warga Bau. Jarang terdengar ada kasus pencurian ternak sapi, meskipun sesekali tentunya ada yang tidak bertanggung awan melakukannya. Kekuatan kearifan lokal di sana masih membuat peternakan sapi liar bertahan hingga kini. 

Saya berharap, pemerintah desa setempat bisa mengemas prosesi penangkapan sapi liar nantinya bisa menjadi salah satu atraksi wisata di sana. Apalagi, tidak setiap saat atraksi ini dilakikan. Hanya pada waktu tertentu ketika sapi-sapinya memang dibutuhkan untuk dijual atau untuk kegiatan pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun