Hiburan dari atraksi seni lapangan hijau Turki kontra Georgia adalah upaya mencetak gol lewat tendangan-tendangan jarak jauh. Menghibur, memantik adrenalin dan mengocok emosi penonton. Proses gol yang tercipta nampak sebagai hasil implementasi strategi. Terlepas dari gol terakhir.Â
Sebelum terjadinya gol pertama, secara bergantian kedua tim saling serang. Sebuah peluang emas sudah didapatkan anak asuh Vincenzo Montella pada lima menit pertama laga. Satu tendangan keras dari luar kotak penalti membentur tiang gawang.Â
Gol pertama Turki yang dicetak bek Mert Muldur pada menit ke-25 berawal dari kombinasi permainan umpan bola menyilang disertai pergerakan cepat Ferdi Kadioglu. Umpan silangnya yang coba dibuang oleh bek Georgia, Lasha Dvali, justru jatuh ke kaki Muldur. Dalam posisi tak terkawal, Muldur langsung melepaskan tendangan voli melengkung yang merobek gawang Giorgi Mamardashvili.Â
Hanya berselang satu menit dari gol Muldur, Turki kembali mencetak gol dengan proses yang brilian. Penyerang sayap belia milik Juventus, Kenan Yildiz berhasil menceploskan bola umpan matang Arda Guler. Hanya saja, gol ini dianulir VAR karena terindikasi offside. Tanpa melihat gol yang dianulir, lagi-lagi proses terciptanya gol berawal dari taktik dan skema serangan yang sudah terlatih.Â
Konsep terjadinya gol penyama kedudukan oleh Georges Mikautadze pada menit ke-32 tak lepas dari penerapan taktik.  Umpan pendek satu-dua yang dipelopori oleh  gerakan meliuk Giorgi Kochorashvili mengelabui Kenan Yildiz di sisi kanan pertahanan Turki. Sodoran umpannya di depan kiper Mert Gunok berhasil disontek oleh Mikautadze melewati jangkauan Gunok. Perencanaan terjadinya gol tentunya di bawah arahan sang pelatih Willy Sagnol selama latihan.
Saling membalas serangan kembali membuka peluang bagi Georgia pada menit ke-37. Mikautadze hampir mencetak brace jika saja tendangannya tidak membentur mistar.Â
Memasuki babak kedua, tensi serangan tetap dipertahankan kedua tim. Secara bergantian Mert Muldur dan Kvicha Kvaratskhelia menyumbang peluang bagi negaranya.
Penerapan taktik lima pemain belakang yang dimainkan pelatih Georgia, Willy Sagnol, mampu dibaca oleh Vincenzo Montella. Terdapat ruang di antara lima bek dengan tiga geladnang serang. Di sinilah kelihaian Arda Guler yang berdiri bebas saat menerima umpan dari Kaan Ayhan. dalam posisi tak terkawal, Guler mengontrol bola dan melepaskan tembakan roket yang menghujam deras gawang Giorgi Mamardashvili.Â
Injury time babak kedua selama enam menit pun sanggup memberikan puncak hiburan sepakbola. Dalam posisi tertinggal satu gol, Georgia bukannya bermain aman tak kebobolan lagi. Justru para pemain berusaha menyamakan skor. Inilah yang membuat kiper Giorgi Mamardashvili turut membantu serangan.Â
Saling berbalas serangan di injurt time ini berlangsung sampai detik terakhir. Berawal dari bola yang diamankan bek Georgia tidak maksimal, direbut oleh Akturkoglu. Mamardashvili yang terlanjur jauh di kotak penalti Turki tak sanggup mengejar dribling Akturkoglu. Gawang Georgia pun jebol di detik terakhir laga.
Terlepas dari jebolnya gawang Geogia ketiga kalinya karena gawang yang kosong, ada visi bermain dari kedua tim yang membuat laga menarik. Semoga tim yang masuk final EURO 2024 mampu menerapkan sepakbola yanf dimainkan Turki dan Georgia.Â