Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Incumbent dan Dampak Politiknya dalam Kontestasi Pilkada

30 Mei 2024   11:38 Diperbarui: 31 Mei 2024   02:19 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu serentak tahun 2024 baru saja berakhir dengan menghasilkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden.

Selanjutnya penyelenggara Pemilu, yakni KPU dan Bawaslu tidak memiliki waktu rehat yang lama. Seusai Mahkamah Konstitusi menyelesaikan sengketa Pemilu, agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung menyambut di depan mata. 

Seperti diketahui khalayak ramai bahwa pilkada bertujuan untuk mendapatkan pasangan pemimpin kepala daerah selama 5 tahun ke depan. Banyak harapan warga yang dititipkan lewat proses politik ini. Kesejahteraan, pembangunan dan perbaikan kualitas hidup menjadi bagian dari kesimpulan puluhan harapan para wajib pilih.

Kontestasi pilkada yang menarik adalah ketika para calon yang bertarung tidak memiliki unsur incumbent.

Bagaimanapun juga, jika ada calon incumbent akan menghasilkan tensi politik yang lebih kental. Bayangan intimidasi mutasi besar-besaran kerap mendampingi kebijakan politik dan sesi kampanye para calon incumbent. Korban terdekat dari intimidasi politik incumbent adalah para abdi negara, PNS dan ASN PPPK.

Secara khusus, kontestasi politik untuk Pilkada 2024 di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara sejauh ini sudah mengindikasikan keikutsertaan incumbent. Di Tana Toraja, bupati saat ini, Theofilus Allorerung sudah tidak akan maju lagi karena sudah dua periode menjabat. 

Zadrak Tombeg yang saat ini menjabat wakil bupati Tana Toraja sudah menyampaikan secara terbuka bahwa ia akan maju dalam pertarungan pilkada untuk jabatan bupati.

Ketua DPC Partai Gerindra ini tentu memiliki jaringan koordinasi dan kekuatan politik yang lebih mapan saat ini. Dengan jabatan wakil bupati saat ini, pengaruh sebagai incumbent cukup kuat. Apalagi jika mendapatkan dukungan dari Theofilus Allorerung nantinya.

Seperti jabatan incumbent bupati, posisi wakil bupati juga secara tidak langsung cukup kuat dalam memainkan politik dalam jaringan koordinasi kepegawaian di daerah. Konsolidasi secara tertutup sudah pasti pula kerap terjadi untuk menggalang dukungan.

Jabatan wakil bupati merangkap ketua partai politik dan berperan sebagai salah satu sosok dokter di daerah adalah kekuatan tersendiri yang dimiliki Zadrak Tombeg. Sikap rendah diri, selalu melayani dan murah senyum adalah ciri kepemimpinan bapak wakil bupati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun