Kesadaran akan perilaku warga +62 dalam membuang sampah sepertinya masih menjadi tantangan besar lingkungan di sekitarnya. Jika dibiarkan lama, sampah-sampah ini bukan hanya mencemari lingkungan dan menjadi sumber penyakit. Jauh ke depannya bisa menjadi pemicu datangnya bencana alam, seperti genangan air dan banjir.
Di tempat yang sama pada titik yang berhadapan, terdapat satu lokasi penambangan yang lebih tepatnya disebut galian tanah. Proses penggalian tanah sudah berlangsung bertahun-tahun. Pada awalnya hanya bagian sisi jalan trans Sulawesi Poros Pare-Pare menuju Barru yang dikeruk.Â
Seiring perjalanan waktu, lokasi galian makin meluas hingga merenggut puncak perbukitan. Tak terhitung berapa jumlah pohon yang telah ditebang. Semakin lama, area penambangan tanah makin merangsek ke dalam hijaunya hutan di sekitarnya.
Di balik masifnya penambangan tanah, ada potensi yang siap mengancam keselamatan dua buah bangunan rumah warga yang ada di bawah tebing tanah. Longsor bisa saja mengintai. Terlebih di bagian belakang rumah tersebut, terlihat curam efek dari galian tanah.
Saat ini, hujan dengan intensitas tinggi sedang melanda Sulawesi Selatan. Banjir dan longsor pun terjadi di sejumlah kabupaten/kota. Ada banjir di Sidrap, Enrekang, Wajo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur. Sementara tanah longsor melanda Enrekang, Luwu, Tana Toraja dan Toraja Utara.Â
Perpaduan kerusakan lingkungan dari berbagai titik di Kabupaten inilah yang juga turut membawa dampak buruk di sekitar pemukiman warga.Â
Sampah perlu dikelola dengan bijak sehingga tidak merusak lingkungan. Edukasi tentang pentingnya membuang sampah sepertinya hanya sebatas himbauan saja sehingga masih banyak warga yang berperilaku sembrono terhadap sampah.
Demikian halnya dengan penambangan tanah tanpa memperhatikan kelestarian alam. Kebutuhan galian tanah sebagai timbunan untuk proyek perumahan banyak yang mengorbankan hutan.Â
Lingkungan yang lestari ada di tangan kita semua. Belum terlambat untuk sadar dan peduli sejak hari ini sebelum bencana makin meluas ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H